Bisnis.com, JAKARTA — Tren koreksi saham perbankan yang terjadi belakangan dinilai menjadi momentum tepat bagi para investor untuk melakukan akumulasi pembelian secara bertahap.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan bahwa secara fundamental prospek saham perbankan masih sangat baik meskipun kinerjanya tidak sesuai ekspektasi.
"Tekanan tetap ada, namun asa tetap terjaga," jelas Nico saat dihubungi, Senin (3/3/2025).
Menurutnya, pergerakan pasar saat ini lebih didominasi oleh sentimen global, terutama dari kebijakan Presiden AS Donald Trump. Namun, dia melihat adanya sentimen positif baru bagi sektor ini seiring dengan laju inflasi yang mulai menurun.
Dia menuturkan, turunnya laju inflasi memunculkan potensi penurunan tingkat suku bunga The Fed, yang akan menjadi katalis positif baru bagi sektor perbankan.
Meski demikian, dia juga mengingatkan hal tersebut masih harus memperhatikan rilis data-data terkait pada bulan depan.
Baca Juga
Nico menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menentukan untuk mengangkat harga saham sektor perbankan adalah adanya potensi buyback, dividen, dan pemangkasan tingkat suku bunga. Apalagi, spread antara tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) Rate dengan The Fed juga masih 125 bps.
"Kalau diperhatikan, ini masih memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk bisa memangkas tingkat suku bunga, meskipun tidak dalam waktu dekat," jelas Nico.
Adapun, beberapa saham perbankan yang menjadi rekomendasinya adalah BBCA dengan target price Rp11.650, BBRI dengan target Rp5.050, BBNI dengan target harga Rp5.800, BMRI (Rp7.000), serta BRIS (Rp3.550).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (3/3/2025), sejumlah saham bank besar menunjukkan tren penurunan selama sebulan belakangan. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya, terpantau menurun sekitar 5,61% selama sebulan terakhir, sementara saham PT Bank CIMB Niaga Tbk BNGA turun 4,32%.
Kemudian, saham bank bank pelat merah juga menunjukkan tren serupa. Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatat penurunan 10,67% selama sebulan belakangan. Pada rentang waktu yang sama, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menurun masing-masing sebesar 15,52% dan 13,18%.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.