Bisnis.com, JAKARTA — Konglomerasi Grup Astra di bawah PT Astra International Tbk. (ASII) sebagai induk usaha telah menyampaikan laporan keuangan kinerja 2024. Segmen usaha otomotif, alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tercatat membukukan penurunan laba bersih.
Pada 2024, PT Astra International Tbk. (ASII) membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp34,05 triliun. Capaian itu tumbuh tipis 0,62% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan 2023 sebesar Rp33,83 triliun.
Meski demikian, laba bersih segmen otomotif turun 2% YoY menjadi Rp11,21 triliun. Senada, laba bersih segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi melorot 5% YoY menjadi Rp11,99 triliun.
“Grup mencatatkan laba bersih yang solid pada 2024,” ucap Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan resmi, Kamis (27/2/2025).
Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bersih ASII naik 4,53% YoY menjadi Rp330,92 triliun pada 2024, dibandingkan 2023 sebesar Rp316,56 triliun. Pendapatan ASII terbesar berasal dari segmen usaha alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi sebesar Rp134,42 triliun. Kemudian, segmen usaha otomotif menyumbang Rp133,05 triliun.
Lalu, segmen usaha jasa keuangan menyumbang pendapatan Rp33,1 triliun, agribisnis Rp21,81 triliun, infrastruktur dan logistik Rp8,33 triliun, teknologi informasi Rp2,81 triliun, serta properti Rp1,37 triliun.
Djony menambahkan ASII membukukan resiliensi kinerja dari portofolio yang terdiversifikasi, meskipun sentimen konsumen di Indonesia melemah.
“Kontribusi yang lebih tinggi berasal dari bisnis sepeda motor, jasa keuangan, serta infrastruktur dan logistik, yang sebagian diimbangi oleh dampak penurunan penjualan mobil dan harga batu bara yang lebih rendah,” paparnya.
Ke depan, lanjut Djony, ASII optimistis dengan prospek pertumbuhan jangka panjang Indonesia. Menurutnya, ASII berada dalam posisi yang kuat dalam menavigasi ketidakpastian jangka pendek dan melakukan investasi dalam memperkuat bisnis inti, serta menjajaki peluang-peluang baru guna mendorong pertumbuhan jangka menengah dan panjang.
“ASII didukung oleh neraca keuangan yang solid,” imbuhnya.
Ragam Kinerja Anak Usaha ASII
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, empat anak usaha ASII mencetak kinerja yang variatif dalam laporan keuangan 2024. Empat emiten tersebut ialah PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), dan PT Astra Grafika Tbk. (ASGR).
Berdasarkan laporan keuangannya, UNTR tercatat membukukan pendapatan bersih sebesar Rp134,42 triliun pada 2024. Pendapatan ini naik 4,54% secara tahunan dari Rp12,85 triliun pada 2023.
Pendapatan bersih ini didominasi dari penjualan mesin konstruksi ke pihak ketiga sebesar Rp32,48 triliun, penjualan batu bara pihak ketiga sebesar Rp16,72 triliun, serta penjualan emas dan mineral lainnya ke pihak ketiga sebesar Rp9,9 triliun.
Sementara itu, beban pokok pendapatan United Tractors naik 8,40% dari Rp92,7 triliun pada 2023 menjadi Rp100,59 triliun pada 2024.
Naiknya beban pokok pendapatan ini membuat laba bruto UNTR tergerus menjadi Rp33,8 triliun pada 2024, dari sebelumnya sebesar Rp35,7 triliun. Laba bruto ini turun 5,46% secara tahunan.
Alhasil, laba bersih UNTR melemah 5,24% menjadi Rp19,53 triliun pada 2024, dari sebelumnya sebesar Rp20,6 triliun pada 2023. Laba per saham UNTR juga tercatat mengalami penurunan menjadi Rp5.378 per saham, dari sebelumnya sebesar Rp5.675 per saham pada 2023.
Di sektor perkebunan kelapa sawit dan produksi CPO, Astra Agro Lestari mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp21,81 triliun sepanjang tahun lalu. Pendapatan ini naik 5,16% dibandingkan dengan 2023 sebesar Rp20,74 triliun.
Pendapatan ini disumbang oleh pendapatan minyak sawit mentah dan turunannya sebesar Rp20,18 triliun, pendapatan inti sawit dan turunannya sebesar Rp1,62 triliun, dan pendapatan lainnya sebesar Rp11,36 miliar.
Di sisi lain, laba yang yang dapat diatribusikan kepada entitas induk AALI ikut naik 8,68% menjadi Rp1,14 triliun pada 2024. Laba bersih ini naik dari Rp1,05 triliun pada 2023.
Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk ASGR juga melonjak 45% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp204,6 miliar sepanjang 2024, dibandingkan periode yang sama 2023 sebesar Rp141 miliar.
Meski begitu, pendapatan bersih ASGR tercatat turun 5,4% YoY dari Rp2,96 triliun sepanjang 2023 menjadi Rp2,81 triliun sepanjang 2024. Secara terperinci, pendapatan bersih ASGR ditopang dari jasa dan sewa sebesar Rp1,63 triliun, lalu dari penjualan barang sebesar Rp779,6 miliar, dan pendapatan proyek sebesar Rp398,9 miliar.
Senada, laba bersih Astra Otoparts naik 10,38% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp2,03 triliun, dibandingkan periode 12 bulan tahun 2023 sebesar Rp1,84 triliun. Di lain sisi, pendapatan AUTO terpantau naik tipis 2,28% menjadi Rp19,07 triliun, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp18,64 triliun.
Direktur Utama Astra Otoparts Hamdhani Dzulkarnaen Salim mengatakan AUTO saat ini tengah bergeliat mengembangkan berbagai komponen otomotif untuk kendaraan listrik.
Pada infrastruktur, Hamdhani menjelaskan bahwa AUTO telah mengembangkan serta berinvestasi dalam penyediaan charging machine maupun charging station, melalui merek ALTRO yang menyuplai untuk home charging, ultra-fast charging, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan pasar.
AUTO juga memasok komponen mobil listrik berbasis baterai atau BEV seperti untuk Wuling di mana mereka memiliki komponen yang tidak hanya baru seperti juga common parts dengan kendaraan jenis sebelumnya.
Contoh lain, dalam kendaraan listrik terdapat auxiliary battery yang menggunakan lithium acid battery yang menjadi produk andalan AUTO. Ada juga komponen yang spesifik untuk kendaraan listrik sepeda motor seperti battery case, di mana AUTO memasok ke beberapa pemain sepeda motor listrik di Indonesia.
Hamdhani mengatakan saat ini komposisi bisnis electric vehicle (EV) parts memang belum terlalu signifikan dibandingkan dengan komponen untuk mesin bakar alias internal combustion engine (ICE). Namun, dia berharap AUTO mampu berkontribusi dalam menumbuhkan komponen kendaraan listrik di Indonesia.