Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia ditutup melemah pada Kamis (20/2/2025) di tengah kekhawatiran atas penataan kembali prioritas geopolitik AS yang membebani sentimen risiko.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang terkoreksi 1,18% ke level 2.734,60, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan juga melemah 0,65% ke level 2.654,06. Selanjutnya, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 1,14% ke level 8.322,82.
Kemudian, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 1,49% ke level 22.602,46, sementara indeks komposit Shanghai di China juga turun tipis 0,02% ke level 3.350,78. Selanjutnya, indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI melemah 0,42% ke level 1.574,26, sedangkan indeks Straits Times STI Singapura turun 0,11% ke level 3.929,55.
Indeks saham Asia turun 0,6%, dan indeks saham teknologi China di Hong Kong merosot sebanyak 3,6% setelah mencapai level tertinggi dalam tiga tahun pada Rabu. Indeks ekuitas berjangka AS menurun, sementara kontrak untuk Eropa sedikit berubah.
Presiden AS Donald Trump meningkatkan tekanan terhadap Ukraina untuk mencapai kesepakatan damai dengan Rusia. Hal ini memicu kekhawatiran di antara sekutu Eropa bahwa ia akan membatalkan dukungan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun terhadap negara Eropa Timur tersebut.
Trump juga menambah ketidakpastian mengenai rencana tarifnya dengan menyebut potensi retribusi sebesar 25% pada kayu.
Baca Juga
“Pasar menjadi gugup dengan pendekatan yang diambil Presiden Trump dalam menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina dan khawatir akan terjadi perubahan buruk,” kata Charu Chanana, kepala strategi investasi di Saxo Markets, Singapura.
Nilai yen menguat ke level tertinggi terhadap dolar AS sejak Desember di tengah spekulasi bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Pemerintah akan mempublikasikan data inflasi pada Jumat (21/2/2025).
Di pasar Asia, saham Alibaba Group Holding Ltd. turun sebanyak 4,6% karena investor mengalihkan fokus ke presentasi pendapatan perusahaan pada Kamis, setelah reli yang dipicu oleh DeepSeek menambahkan lebih dari US$110 miliar ke nilai pasarnya. Saham Meituan Inc. turun sebanyak 6,9% setelah perusahaan e-commerce tersebut mengungkapkan rencana untuk memperluas perlindungan jaminan sosial bagi lebih banyak pekerja.
Saham teknologi China mengalami kenaikan tahun ini, didorong oleh optimisme atas pertemuan DeepSeek dan Presiden Xi Jinping dengan para pemimpin bisnis besar, termasuk salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma.
Namun, reli tersebut terhenti hari ini karena beberapa investor menilai kenaikan tersebut berlebihan, meskipun komentar terbaru dari Trump mengenai kesepakatan perdagangan dengan China membantu meredakan kekhawatiran.
Sementara itu, perang di Ukraina mendominasi pasar Eropa, karena para pejabat di kawasan tersebut marah karena tidak dilibatkan dalam pembicaraan AS-Rusia di Arab Saudi. Ketika tekanan meningkat, Trump menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sebagai “diktator” dan mendesaknya untuk segera mencapai kesepakatan.
Para pedagang obligasi kini menunggu rincian mengenai potensi langkah pendanaan pertahanan baru di Eropa, seiring kawasan tersebut mempertimbangkan tindakan terkait kebijakan Trump.
Kanselir Jerman Olaf Scholz sebelumnya mengatakan bahwa Uni Eropa cukup kuat untuk menghadapi ancaman tarif AS. Namun, ia berharap adanya kesepakatan yang dinegosiasikan guna menghindari perang dagang.
“Kita berada di dunia yang sangat terpecah,” kata Ben Powell, kepala strategi investasi Asia Pasifik dan Timur Tengah di BlackRock Investment Institute.