Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir memastikan bahwa langkah efisiensi yang ditempuh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tidak akan mengganggu jalannya proyek-proyek prioritas perusahaan pelat merah.
Erick menyatakan bahwa efisiensi anggaran tidak akan memengaruhi kinerja Kementerian BUMN. Menurutnya, hal terpenting saat ini adalah memastikan kebijakan tetap berjalan dan transformasi BUMN terus berlanjut.
“Dengan keterbatasan dana BUMN selama ini, saya tidak mengeluh. Kami kerja keras saja. Kami coba cari jalan tanpa mengeluh karena yang penting mendorong bahwa kebijakannya jalan, transformasi BUMN jalan,” ujarnya, Selasa (10/2/2025).
Dia mengungkapkan bahwa sejauh ini belum ada keputusan final terkait dengan persentase anggaran Kementerian BUMN yang nantinya bakal dipangkas.
Untuk diketahui, berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025, total nilai anggaran belanja yang akan dipotong di seluruh kementerian dan lembaga (K/L) mencapai Rp256,1 triliun.
Sementara itu, dalam rapat kerja pada September 2024, Komisi VI DPR menetapkan anggaran Kementerian BUMN sebesar Rp277,5 miliar pada 2025. Jumlah itu lebih rendah dibandingkan alokasi 2024 yang berjumlah Rp284 miliar.
Baca Juga
“Memang anggarannya ternyata tetap, tetapi target dividen naik menjadi Rp90 triliun. Jadi, ya ini bagian dari cobaan buat kami di BUMN. Mudah-mudahan kembali tidak mengendorkan kinerja kami,” ujar Erick Thohir dalam rapat tersebut.
Padahal, dalam rapat kerja sebelumnya yang berlangsung pada 2 September 2024, Erick Thohir telah meminta tambahan anggaran Rp66 miliar sehingga pagu indikatif anggaran Kementerian BUMN bakal mencapai Rp344 miliar pada tahun depan.
Usulan penambahan itu seiring keputusan pemerintah yang menetapkan target dividen sebesar Rp90 triliun pada 2025. Nilai ini lebih besar 4,85% jika dikomparasikan dengan target setoran dividen pada 2024 yang mencapai Rp85,84 triliun.
Erick menuturkan bahwa kebijakan dividen perusahaan pelat merah akan sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah. Dia meyakini hal itu dapat diraih, mengingat realisasi tahun lalu sudah mendekati target 2025.
“Kami tetap sesuai dengan target. Tahun kemarin tercapai, tahun ini, kalau kami lihat dari tutup buku kemarin, angkanya seharusnya bisa tercapai juga. Kita tunggu saja.”