Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC+ Pertahankan Rencana Produksi Minyak Meski Trump Minta Harga Turun

OPEC+ tidak membuat perubahan apa pun terhadap rencana produksi minyaknya di tengah desakan Presiden AS Donald Trump untuk turunkan harga.
Presiden Amerika Serikat 2024 Donald Trump. Bloomberg/Christopher Dilts
Presiden Amerika Serikat 2024 Donald Trump. Bloomberg/Christopher Dilts

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ tidak membuat perubahan apa pun terhadap rencana produksi minyaknya pada pertemuan peninjauan ditengah desakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk menurunkan harga.

Sebuah panel yang terdiri dari anggota utama yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia mempertahankan rencana untuk membatasi pasokan minyak mentah selama sisa kuartal ini, dan kemudian secara bertahap memulihkan produksi secara bertahap mulai bulan April, menurut sebuah pernyataan. 

Koalisi tersebut telah menahan pasokan barel selama lebih dari dua tahun untuk mencegah surplus, dan telah menunda kebangkitan produksinya sebanyak tiga kali dalam upaya untuk menopang harga. 

“Meskipun ada keraguan, fundamental pasar tetap kuat, karena indikator pemulihan pertumbuhan ekonomi terlihat di beberapa wilayah,” kata Kementerian Energi Aljazair yang merupakan anggota OPEC dalam sebuah pernyataan dikutip dari Bloomberg, Selasa (4/2/2025).

“Kami memperkirakan pemulihan permintaan minyak yang lebih besar mulai bulan April mendatang setelah perlambatan musiman selama tiga bulan pertama tahun ini.”

Pertemuan tersebut menunjukkan bahwa OPEC dan sekutunya tidak terburu-buru untuk menenangkan Trump, yang dua kali pada pekan lalu mendesak para produsen untuk menurunkan biaya bahan bakar. 

OPEC tetap waspada terhadap banjirnya pasar global karena permintaan menurun di konsumen utama China, sementara pasokan alternatif di seluruh Amerika meningkat pesat.

Trump telah menunjukkan kehadirannya di pasar minyak, dengan diumumkannya tarif perdagangan terhadap Kanada dan Meksiko pada akhir pekan. Minyak mentah berjangka Brent sempat naik di atas US$77 per barel pada Senin. Pekan lalu, Trump mendesak OPEC untuk memotong harga minyak.

Delegasi OPEC+ telah memberi isyarat bahwa tidak ada perubahan yang akan dilakukan pada tinjauan tersebut.

OPEC+ kemungkinan menunggu kejelasan mengenai langkah-langkah lain yang diusulkan oleh Trump, seperti tarif terhadap China, dan apakah dia akan menjatuhkan sanksi yang lebih keras terhadap anggota kelompok tersebut, Iran, Venezuela, dan bahkan Rusia. 

“Saya tidak berharap OPEC+ mengindahkan tuntutan atau permintaan Trump – apa pun pandangan Anda. OPEC+ telah menyusun strategi pasokannya dengan sangat hati-hati dan melakukan kalibrasi dengan sangat cermat," kata pendiri Vanda Insights, Vandana Hari.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak dalam sebuah wawancara dengan saluran TV milik negara, Rossiya 24 mengatakan, Permintaan Trump untuk menambah minyak sebagian telah disetujui, dengan satu atau lain cara.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper