Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya(Persero) Tbk. (WIKA) membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp20,7 triliun sepanjang 2024. Jumlah itu turun dari realisasi tahun sebelumnya yang meraih Rp29,1 triliun.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan bahwa perolehan kontrak baru pada tahun lalu mayoritas berasal dari sektor infrastruktur dan gedung dengan kontribusi mencapai 42% dari total nilai kontrak baru.
Selanjutnya, sektor industri memiliki porsi sebesar 32% dari total nilai kontrak baru, sektor EPCC berkontribusi hingga 20%, dan sektor properti menyumbang 6%.
Mahendra menjelaskan perseroan saat ini masih menjajaki sejumlah target yang akan diraih pada 2025. Meski demikian, emiten BUMN Karya tersebut masih akan menyasar proyek infrastruktur pemerintah di sejumlah sektor.
“Selain menyasar proyek infrastruktur pemerintah yang mendukung ketahanan nasional, WIKA juga siap melaksanakan proyek-proyek EPCC yang menunjang ketahanan energi dan industri hilirisasi,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (4/2/2025).
WIKA sebelumnya telah menyelesaikan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur 1. Proyek strategis tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.
Dengan kapasitas suplai air bersih mencapai 4.750 liter per detik, SPAM mampu menyediakan air bersih untuk 320.000 sambungan rumah. SPAM Regional Jatiluhur 1 juga berkontribusi dalam mencegah penurunan permukaan tanah di DKI Jakarta.
Di sektor penghiliran dan industrialisasi, WIKA dipercaya mengerjakan proyek EPC Coal Handling TLS 6 & TLS 7 Sumatera Selatan. Proyek ini diharapkan meningkatkan kapasitas penanganan batu bara guna mendukung ketahanan energi nasional.
Selain itu, proyek Bendungan Tiga Dihaji di Sumatera Selatan dan Bendungan Jragung, Jawa Tengah, terus dikebut oleh perseroan guna menjadi sumber irigasi dalam mendukung ketahanan pangan serta penyediaan listrik bagi warga.
WIKA turut menyelesaikan proyek Flyover Madukoro, Jawa Tengah, yang berperan mendukung swasembada ekonomi. Proyek ini diklaim mampu mengurangi biaya operasional kendaraan hingga 61,7% dan mengurai kemacetan di jalur vital Pantura.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menyatakan bahwa perusahaan terus mendukung program Asta Cita melalui pembangunan proyek strategis nasional yang bertujuan mencapai swasembada ekonomi, pangan, dan energi.
“Kami juga terus membangun proyek yang akan meningkatkan nilai tambah bagi produk dalam negeri melalui penghiliran dan industrialisasi sehingga mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya,” ujarnya.