Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja arus kas empat emiten BUMN Karya sepanjang semester I/2025 menunjukkan tren pelemahan, tercermin dari penurunan pembayaran kepada vendor dari periode sama tahun lalu.
Keempat emiten konstruksi tersebut meliputi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP).
Sepanjang Januari-Juni 2025, Waskita mencatat pembayaran kepada vendor atau pemasok senilai Rp2,39 triliun. Realisasi tersebut mengalami penurunan sebesar 22,27% dari posisi Rp3,08 triliun pada semester I/2024.
Sementara itu, WIKA juga mencatat penurunan signifikan. Perseroan membukukan pembayaran vendor senilai Rp5,67 triliun, menyusut 39,86% dari Rp9,43 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
ADHI sendiri menjadi emiten dengan koreksi terdalam. Pembayaran vendor yang berasal dari arus kas aktivitas operasi ini mencapai Rp4,83 triliun pada semester I/2025 alias anjlok 45,03% year on year (YoY).
Penurunan pembayaran juga diperlihatkan PTPP. Pada enam bulan pertama tahun ini, perseroan merealisasikan pembayaran vendor senilai Rp4,06 triliun atau turun sebesar 37,74% dari tahun sebelumnya Rp6,52 triliun.
Baca Juga
Secara keseluruhan, realisasi pembayaran vendor BUMN Karya hanya mencapai Rp16,96 triliun pada semester I/2025. Nilai kumulatif itu memperlihatkan penurunan sebesar 39,05% dari Rp27,83 triliun pada tahun lalu.
Seiring dengan laporan tersebut, BUMN Karya juga kompak mencatatkan penurunan kinerja keuangan jelang aksi konsolidasi yang akan ditempuh Danantara Indonesia pada paruh kedua tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan masing-masing perusahaan, tekanan paling besar masih dirasakan oleh Waskita Karya yang membukukan rugi bersih sebesar Rp2,14 triliun sepanjang periode Januari-Juni 2025.
Kondisi serupa juga dialami WIKA. Selama enam bulan pertama tahun ini, perseroan mencatat rugi bersih sebesar Rp1,66 triliun. Angka ini berbalik dari periode sama tahun sebelumnya yang meraih laba bersih Rp401,95 miliar.
“Penyehatan yang sedang dijalankan saat ini membutuhkan waktu,” ujar Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, laba bersih PTPP dan ADHI kompak terkontraksi pada semester I/2025. Laba bersih PTPP pun turun 55,61% secara tahunan menjadi Rp65,25 miliar, sedangkan ADHI meraih Rp7,54 miliar atau turun 45,23% YoY.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.