Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melonjak pada perdagangan Rabu (22/1/2025) dan diperdagangkan tepat di bawah rekor tertinggi, didorong oleh pelemahan dolar dan kurangnya kejelasan seputar rencana kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Rencana tarif Trump tersebut sebelumnya dikhawatirkan para investor dapat memicu perang dagang dan meningkatkan volatilitas pasar.
Melansir Reuters, Kamis (23/1/2025), harga emas di pasar spot menguat 0,4% ke US$2.755,2 per troy ounce pada pukul 02:29 WIB. Harga berada di level tertinggi sejak 31 Oktober ketika mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$2,790.15.
Sementara itu, harga emas berjangka Comex AS ditutup menguat 0,4% ke level US$2,770.90 per troy ounce.
Indeks dolar AS yang turun ke level terendah lebih dari tiga pekan di awal sesi, membuat emas batangan yang diperdagangkan dengan dolar AS menjadi lebih murah bagi para pemegang mata uang lainnya.
“Ada ketidakpastian dengan tarif yang diusulkan dan hal-hal lain, dan emas biasanya berkinerja baik ketika ada ketidakpastian yang besar atau bahkan moderat di pasar, ini adalah tempat yang alami di mana orang tertarik,” kata manajer portofolio senior Sprott Asset Management Ryan McIntyre
Baca Juga
Trump mengatakan pemerintahannya sedang mendiskusikan pemberlakuan tarif 10% untuk barang-barang yang diimpor dari China pada 1 Februari 2025, di hari yang sama ketika ia sebelumnya mengatakan Meksiko dan Kanada dapat menghadapi pungutan sekitar 25%.
Emas sering dipandang sebagai aset safe haven selama masa gejolak ekonomi dan geopolitik, tetapi kebijakan yang diusulkan Trump secara luas dianggap sebagai inflasi, yang berpotensi mendorong Federal Reserve AS untuk mempertahankan suku bunga dalam waktu yang lebih lama untuk mengendalikan tekanan harga.
Trump belum memberikan banyak rincian tentang tarif yang diusulkannya, membuat investor mempertanyakan agresivitas langkah tersebut dan kedalaman potensi dampaknya.
“(Trump) mungkin tidak terlalu hawkish terhadap tarif seperti yang dikhawatirkan, yang membantu - tarif yang lebih sedikit/rendah diambil untuk mengindikasikan inflasi yang lebih rendah sehingga berpotensi untuk lebih banyak penurunan suku bunga,” kata Tai Wong, seorang pedagang logam independen.