Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia diprediksi akan melanjutkan kenaikannya pada Rabu (22/1/2025) karena pernyataan Presiden AS, Donald Trump yang lebih baik dari yang dikhawatirkan pada perdagangan global dan berkembangnya spekulasi bahwa kebijakannya akan semakin meningkatkan Perusahaan Amerika.
Mengutip Bloomberg, pasar ekuitas Australia, S&P/ASX 200 terpantau naik 0,56% ke level 8.449,40 pada pembukaan. Sementara itu, saham di bursa Jepang diprediksi naik, meskipun saham Hong Kong diperkirakan melemah.
Kontrak berjangka AS naik pada perdagangan awal Asia setelah S&P 500 naik hampir 1% seiring dengan pengumuman Trump terkait investasi baru untuk kecerdasan buatan yang dipimpin oleh Softbank Group Corp., OpenAI LLC, dan Oracle Corp.
Meskipun masih di tahap awal, hubungan AS-China dimulai dengan awal yang hangat setelah Trump kembali ke Gedung Putih. Meskipun dia tidak berkomitmen pada rencana konkret untuk tarif China, Trump mengatakan dia sedang mempertimbangkan pungutan 10% sebagai balasan atas aliran fentanil dari negara itu, yang membuat dolar menguat.
Mohit Kumar dari Jefferies International Ltd mengatakan aset berisiko akan diuntungkan oleh deregulasi dan tarif yang muncul tidak seburuk yang dikhawatirkan.
“Untuk suku bunga, tarif yang tidak terlalu memberatkan dan kemungkinan harga minyak yang lebih rendah akan menjadi hal yang positif," jelasnya.
Baca Juga
Saat pasar memfokuskan perhatian mereka pada hubungan antara dua negara adikuasa ekonomi tersebut, Wakil Perdana Menteri China Ding Xuexiang mengatakan pada Forum Ekonomi Dunia tahunan di Davos, Swiss, bahwa negaranya akan memperluas impor untuk mempromosikan perdagangan yang seimbang.
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping memuji hubungan dengan Rusia selama panggilan video dengan Vladimir Putin saat dia mendesak kerja sama yang lebih dalam dalam menanggapi ketidakpastian eksternal.
Di tempat lain di Asia, Bank of Japan bergerak maju untuk memutuskan untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakannya minggu ini. Hal itu mendukung spekulasi baru-baru ini bahwa bank akan menaikkan sebesar 25 basis poin.
Data dari Selandia Baru pada Rabu menunjukkan inflasi tahunan secara tak terduga stabil dalam tiga bulan terakhir tahun lalu, tetap berada di atas titik tengah kisaran target bank sentral. Dolar Selandia Baru sedikit berubah segera setelah rilis tersebut