Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bitcoin Kembali ke Kisaran US$100.000 Dipicu Data Inflasi AS

Harga Bitcoin kembali ke kisaran US$100.000 seiring dengan data inflasi AS yang menghidupkan kembali harapan The Fed memangkas suku bunga lebih lanjut.
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Harga Bitcoin kembali ke kisaran US$100.000 dan mencatat kenaikan terbesarnya tahun ini seiring dengan data inflasi AS yang menghidupkan kembali harapan pada pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. 

Melansir Bloomberg pada Kamis (16/1/2025), harga Bitcoin terpantau menguat pada US$100.420 setelah lonjakan lebih dari 3% pada sesi sebelumnya menyusul angka Biro Statistik Tenaga Kerja AS. Adapun, token lain seperti Ether dan XRP membukukan reli yang lebih tajam. 

Laporan yang menunjukkan penurunan indeks harga konsumen inti menghidupkan kembali taruhan pada penurunan suku bunga Fed lainnya pada bulan Juli, meningkatkan saham dan obligasi. 

Saat ini, perhatian pasar beralih ke kebijakan kilat yang diharapkan setelah pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada tanggal 20 Januari, yang berpotensi termasuk langkah-langkah untuk memperkuat sektor kripto.

Spekulan mempertimbangkan risiko tarif inflasi dan kebijakan imigrasi terhadap janji Trump untuk menjadikan AS sebagai rumah global bagi aset digital. Partai Republik juga mendukung gagasan untuk menciptakan persediaan Bitcoin nasional.

Satu pertanyaan kunci adalah apakah kenaikan 50% dalam Bitcoin yang dipicu oleh kemenangan pemilihan Trump pada 5 November akan memberi jalan bagi aksi ambil untung menjual berita atau sell the news ketika dia benar-benar memegang kekuasaan.

Adapun, sell the news merupakan strategi yang melibatkan pembelian aset berdasarkan spekulasi atau rumor yang tersebar, lalu menjualnya setelah berita resmi dirilis untuk memanfaatkan perubahan harga yang terjadi.

"Pemahaman kami adalah bahwa Trump memiliki sejumlah besar perintah eksekutif yang siap segera dilaksanakan setelah pelantikan minggu depan, beberapa di antaranya secara khusus positif untuk aset digital," kata Cosmo Jiang, manajer portofolio di Pantera Capital. 

Jiang menuturkan, dalam jangka pendek dia melihat beberapa aksi jual tersebut, tetapi dia menilai, pelaku yang melakukannya tidak melihat gambaran besarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper