Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak dunia turun lebih dari 1% pada akhir perdagangan Rabu (8/1/2025), tertekan penguatan dolar dan peningkatan besar persediaan bahan bakar AS, membalikkan kenaikan sebelumnya yang didorong oleh pengetatan pasokan dari Rusia dan anggota OPEC lainnya.
Mengutip Reuters, Kamis (9/1/2025), harga minyak mentah Brent turun 1,16% ke level US$76,23 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate juga turun 1,25% ke posisi US$73,32.
“Pasar minyak sedang terbebani oleh peningkatan signifikan dalam persediaan bensin dan solar yang kita lihat selama beberapa minggu terakhir,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.
Lipow juga mengatakan persediaan bahan bakar membengkak karena penyulingan terus meningkatkan produksinya.
Stok bensin naik 6,3 juta barel pada pekan lalu menjadi 237,7 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penambahan 1,5 juta barel, menurut data yang dirilis Administrasi Informasi Energi AS.
Stok sulingan naik 6,1 juta barel dalam seminggu menjadi 128,9 juta barel, dibandingkan ekspektasi kenaikan 600.000 barel.
Baca Juga
"Saya khawatir jika kita melihat produksi produk yang lebih besar dalam beberapa minggu ke depan. Dan sementara itu, cuaca dingin dapat membatasi pasokan minyak mentah dan meningkatkan permintaan minyak pemanas," kata Josh Young, kepala investasi di Bison Interests.
Persediaan minyak mentah turun 959.000 barel menjadi 414,6 juta barel dalam seminggu, dibandingkan dengan ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan sebanyak 184.000 barel.
Penguatan dolar juga menekan harga dengan membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Untuk membatasi kerugian, produksi minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) turun pada bulan Desember setelah mengalami peningkatan selama dua bulan karena pemeliharaan lapangan di Uni Emirat Arab mengimbangi kenaikan produksi Nigeria dan keuntungan di negara lain dalam kelompok tersebut.
Di Rusia, produksi minyak rata-rata mencapai 8,971 juta barel per hari pada bulan Desember, di bawah target negara tersebut, Bloomberg melaporkan, mengutip data kementerian energi.
Para analis memperkirakan harga minyak rata-rata akan turun pada tahun ini dibandingkan tahun 2024, yang sebagian disebabkan oleh peningkatan produksi dari negara-negara non-OPEC.
“Kami mempertahankan perkiraan kami untuk minyak mentah Brent rata-rata US$76/bbl pada tahun 2025, turun dari rata-rata US$80/bbl pada tahun 2024,” kata analis dari Fitch Group dalam risetnya.