Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.142,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (7/1/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 0,34% atau 55,5 poin ke posisi Rp16.142,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS melemah 0,22% ke posisi 108,01.
Sebagian besar mata uang kawasan Asia lainnya ikut bergerak menguat terhadap dolar AS.
Yen Jepang dan dolar Hong Kong menguat masing-masing 0,07% dan 0,06%. Sementara itu, dolar Singapura dan dolar Taiwan masing-masing menguat 0,20% dan 0,47%.
Penguatan lainnya turut terjadi pada won Korea Selatan, peso Filipina dan rupe India masing-masing sebesar 0,73%, 0,23% dan 0,13%.
Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah bersama dengan mata uang Asia lainnya didorong oleh indeks dolar AS yang merosot sepekan terakhir.
“Komentar dari Gubernur The Fed Lisa Cook juga turut membantu dolar AS memangkas penurunan, yang mengatakan bahwa The Fed berhati-hati dengan pemotongan suku bunga lebih lanjut,” kata Ibrahim kepada wartawan, Selasa (7/1/2025).
Di sisi lain, pasar merespons positif bergabungnya Indonesia ke dalam kelompok Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan atau BRICS. Posisi itu bakal meningkatkan daya tawar Indonesia di mata Organisation for Economic Co-operation and Development).
“Tren dedolarisasi akan lebih banyak terjadi dalam konteks perdagangan antar anggota BRICS, seperti yang telah diterapkan China dan Rusia dengan menggunakan mata uang lokal untuk 90% transaksi ekspor-impor mereka,” kata Ibrahim.