Bisnis.com, JAKARTA — Emiten migas milik Happy Hapsoro PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) tengah menjajaki kemungkinan akuisisi hak partisipasi atau participting interest (PI) blok migas selepas sukses go public di lantai bursa hari ini, Rabu (8/1/2025).
Belakangan anak usaha PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) itu disebutkan tengah menjajaki peluang peningkatan porsi hak partisipasi di Blok Cepu dan kesempatan investasi baru di Blok Kasuri, Papua Barat.
Direktur RAJA Sumantri Suwarno mengatakan RATU bakal diarahkan untuk meningkatkan hak partisipasinya di sejumlah blok migas sebelum memutuskan untuk menjadi operator lapangan.
“Di awal-awal akan ada proses memperbesar investasi tetapi belum sebagai operator, ketika kita sudah merasa nyaman, kita akan mengambil titik sebagai operator,” kata Sumantri saat ditemui selepas pencatatan saham RATU di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (8/1/2025).
Sumantri menuturkan RATU tengah menjajaki kemungkinan akuisisi anyar di beberapa blok migas yang belakangan masuk ke dalam radar perusahaan. Hanya saja, dia belum ingin mengungkap rencana strategis tersebut.
“Kita melihat beberapa aset, tidak hanya yang anda sebutkan tadi [Blok Kasuri & Blok Cepu], juga beberapa aset lain yang kita yakini bisa memberi dampak pertumbuhan yang aman bagi perusahaan,” kata dia.
Baca Juga
Pada pembukaan perdagangan perdananya hari ini, Rabu (8/1/2025) saham RATU terpantau melejit 285 poin atau 24,78% ke level harga Rp1.435 per lembar. Saham RATU mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp140 miliar dengan frekuensi perdagngan sebanyak 470 kali.
Adapun, RATU mematok harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) senilai Rp1.150 per lembar atau batas atas dari harga bookbuilding.
Dalam prospektus final yang dipublikasikan Kamis (2/1/2025), Raharja Energi Cepu menyampaikan perseroan menawarkan 543,01 juta saham dalam IPO.
Jumlah itu mencakup 190,05 juta saham baru dan 352,95 juta saham yang dijual oleh RAJA. Total saham IPO Raharja Energi Cepu setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.
Nilai IPO tersebut terdiri atas Rp218,56 miliar hasil penerbitan saham baru dan Rp405,9 miliar masuk kocek RAJA sebagai hasil dari divestasi saham RATU.
Dari jumlah dana IPO yang dikantongi RATU, perseroan akan menggunakan sekitar Rp157,36 miliar untuk dipinjamkan kepada anak usahanya PT Raharja Energi Tanjung Jabung.
Pinjaman itu akan digunakan anak usaha RATU untuk pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari PetroChina International Jabung Ltd. dalam rangka pengelolaan Blok Jabung senilai US$10 juta atau sekitar Rp159,42 miliar.
Adapun, sisa kekurangan dana sekitar Rp2,05 miliar akan dilunasi RATU dengan kas internal perseroan. Selain itu, sekitar Rp34,96 miliar dana IPO akan digunakan RATU untuk dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC).
Pinjaman itu akan digunakan PJUC untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari ExxonMobil Cepu sekitar US2,2 juta atau setara dengan Rp35,07 miliar.
Sementara itu, sisa Rp102,5 juta akan dipenuhi dari kas internal RATU. Di sisi lain, RAJA bakal mengantongi dana Rp405,9 miliar dari hasil divestasi 352,95 juta saham RATU.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.