Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Update Merger BUMN, Rencana Konsolidasikan Garuda (GIAA) dan Maskapai Lain

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan kabar terbaru mengenai merger BUMN, salah satunya soal rencana konsolidasi Garuda (GIAA) dengan maskapai BUMN lain
Erick Thohir bicara merger Garuda ke Injourney saat ke Bandara Soetta/Bisnis.Rizqi Rajendra
Erick Thohir bicara merger Garuda ke Injourney saat ke Bandara Soetta/Bisnis.Rizqi Rajendra

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir memberikan kabar terbaru mengenai perkembangan penggabungan usaha atau merger perusahaan-perusahaan BUMN. Erick menyebut salah satu ide yang juga muncul adalah mengkonsolidasikan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dengan maskapai lain.

Erick menuturkan merger BUMN ini akan dibahas pada rapat pimpinan pekan depan bersama dengan wakil menteri BUMN. Erick menuturkan pihaknya akan terus mengefisiensikan BUMN yang ada. 

"Saya baru akan rapatkan di Rapim minggu depan, sama wamen semua, dan progress-nya nanti akan kami ajukan ke bapak presiden," ujar Erick di Jakarta, Rabu (1/1/2025). 

Erick juga menjelaskan masih akan mengkaji BUMN mana yang akan lebih dulu dimerger. Menurut Erick, pihaknya masih memerlukan pendalaman dari merger tersebut.

Dia juga menuturkan ingin melakukan merger pada tahun lalu untuk beberapa perusahaan BUMN yang tidak sehat. Namun, Erick menyadari banyak proses yang harus dilakukan terlebih dahulu. 

"Nanti, sesuai dengan kajiannya. Kan masing-masing, kadang-kadang satu dan lain kajiannya itu yang mungkin perlu pendalaman," tuturnya.

Erick menyampaikan bahwa rencana merger antara InJourney dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) masih dalam tahap kajian. Ia menambahkan, terdapat peluang munculnya gagasan baru jika ekosistem penerbangan belum sepenuhnya sehat.

"Sekarang kami lagi menjajaki apakah Pelita, Citilink, dan Garuda menjadi sebuah payung. Nah ini yang kami diskusikan," tuturnya.

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Erick mendorong KAI dan INKA menjadi satu holding, dengan KAI sebagai induk dan INKA menjadi anak usaha. 

Erick Thohir menjelaskan bahwa penggabungan dua BUMN dilakukan karena adanya keterkaitan bisnis antara keduanya. Ia juga mengungkapkan bahwa jumlah perusahaan pelat merah diproyeksikan akan menyusut menjadi sekitar 30 entitas.

Saat ini, jumlah BUMN telah berkurang dari 112 menjadi 47 perusahaan. Dari angka tersebut, 40 perusahaan telah mencatatkan kinerja positif, sementara sisanya masih mengalami kerugian.

“Ke depan, jumlah BUMN mungkin akan menjadi sekitar 30 perusahaan. Untuk sektor-sektor yang sudah dikelola oleh sektor swasta, seperti hotel, rumah sakit, atau lainnya, kami terbuka untuk restrukturisasi,” ujar Erick.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper