Bisnis.com, JAKARTA – Manajer investasi meracik strategi untuk mengoptimalkan cuan produk reksa dana pada 2025 di tengah prospek saham, obligasi, dan pasar uang yang dibayangi berbagai peluang dan tantangan.
Direktur Investasi KISI Asset Management Arfan F. Karniody mengatakan terdapat peluang pertumbuhan pasar reksa dana dari berbagai sentimen yang ada. Secara global, ekonomi memang sedang dalam tren slowdown.
"Namun, Indonesia memiliki fundamental ekonomi kuat dengan GDP [gross domestic product] growth yang konsisten, tetap bisa tumbuh 5% karena didukung domestic consumption," ujarnya dalam acara Media Gathering KISI Asset Management pada Selasa (17/12/2024).
Kemudian, terdapat peluang penurunan suku bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia (BI) pada 2024. Pada tahun depan, baik The Fed dan BI berpotensi menurunkan kembali suku bunganya dua kali.
Peluang lainnya adalah terkait dengan climate change, di mana perkembangan investasi hijau, termasuk di reksa dana berpotensi tumbuh.
Dalam memanfaatkan momen tersebut, KISI Asset Management pun ancang-ancang meracik strategi.
"Tahun depan kami jadinya tidak fokus ke [reksa dana] equity, akan tetapi lebih fokus ke fixed income dan money market," ujarnya.
Sebab, untuk fokus ke reksa dana saham manajer investasi mesti menakar lebih dalam terkait dengan kebijakan pemerintahan baru. Salah satu kebijakan pemerintah yang disoroti ialah terkait dengan renewable energy.
Selain itu, KISI Asset Management pun menggenjot peluang produk KISI Global Sharia Transformative Technology Equity Fund USD. Produk reksa dana tersebut dirancang untuk memberikan akses kepada investor dalam berinvestasi di saham-saham pasar AS khusus sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Produk yang diluncurkan pada November 2024 itu telah meraup dana kelolaan sebesar US$707.000 sampai saat ini. Portofolio saham yang disasar sekitar 70% di pasar AS, sisanya di pasar Korea Selatan, China, Jerman, hingga Inggris.
Panin Asset Management pun memproyeksikan pasar reksa dana bakal cerah memasuki 2025. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan pasar reksa dana terdorong oleh adanya peluang penurunan suku bunga yang cukup besar di era Trump sebagai Presiden AS.
"Menurut saya, peluang penurunan suku bunga di Desember ini sudah mendekati 99%. Jadi suku bunga Amerika saya cukup yakin akan turun," katanya dalam webinar Panin Asset Management, pekan lalu (10/12/2024).
Dia menjelaskan bahwa meski inflasi AS meningkat, tetapi di sisi lain pengangguran juga ikut meningkat. Menurutnya apabila pengangguran meningkat mendekati 5%, maka itu akan memperkuat peluang penurunan suku bunga.
Panin Asset Management pun memproyeksikan reksa dana yang berbasis obligasi pemerintah, baik rupiah maupun dolar AS, dengan tren penurunan suku bunga akan diuntungkan.
Kemudian, untuk jangka panjang, Panin Asset Management menyasar reksa dana saham, karena ada peluang untuk memberikan return yang lebih baik.