Bisnis.com, JAKARTA – Ajaib Kripto menyebut transaksi aset kripto di platformnya turut mengalami lonjakan seiring dengan harga Bitcoin yang mencapai harga tertinggi sepanjang masa hingga US$98.000.
CEO Ajaib Kripto, Adrian Sudirgo mengatakan performa positif Bitcoin tersebut terjadi usai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
"Data terbaru menunjukkan bahwa total nilai transaksi [TPV] di Ajaib Kripto meningkat 10 kali lipat dari Januari hingga Oktober 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu," katanya dalam siaran pers, Jumat (13/12/2024).
Dia menuturkan pertumbuhan transaksi yang signikan tersebut mendorong perusahaan untuk terus berinovasi dan menyediakan layanan terbaik bagi para pengguna.
Salah satunya, Ajaib Kripto telah mendapatkan lisensi sebagai Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), sehingga keamanan aset dan dana pengguna terjaga.
Selain itu, Ajaib Kripto juga menyediakan berbagai materi edukasi dan informasi untuk membantu pengguna dalam mengambil keputusan investasi.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Selasa (10/12/2024), Bappebti melaporkan transaksi aset kripto telah menembus Rp475 triliun pada periode Januari-Oktober 2024.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Senjaya menuturkan, nilai transaksi kripto pada Oktober 2024 adalah sebesar Rp48,44 triliun, meningkat 361,18% dibandingkan pada Oktober 2023 yang sebesar Rp10,5 triliun.
Dia melanjutkan transaksi aset kripto memang sempat mengalami penurunan beberapa waktu yang lalu. Akan tetapi, Bappebti masih memandang optimistis transaksi aset kripto dapat mencapai titik tertingginya pada 2025.
Bappebti juga menyebut hingga saat ini, telah terdapat 21,63 juta pelanggan terdaftar kripto sampai Oktober 2024, dengan 716.274 pelanggan aktif bertransaksi pada Oktober 2024.
Bappebti mencatat sepanjang 2023, rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp0,41 triliun, dengan rata-rata nilai transaksi bulanan sebesar Rp12,44 triliun.
"Peningkatan transaksi ini ditopang oleh karena kemudahan untuk bertransaksi aset," ujarnya.