Bisnis.com, JAKARTA — Emiten maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) menyiapkan sederet strategi untuk bisa membalikkan rugi menjadi laba pada tahun depan 2025.
Direktur Utama Indonesia AirAsia Veranita Yosephine mengatakan tahun ini telah terjadi tanda-tanda pemulihan kinerja bisnis selepas badai yang menimpa industri penerbangan saat pandemi Covid-19.
"Pada kuartal III/2024, terjadi peningkatan performa pemulihan pasca Covid-19. Hal ini juga seiring dengan peningkatan kapasitas hingga keterisian penumpang," ujarnya dalam paparan publik pada Rabu (11/12/2024).
Pada keseluruhan tahun ini, Veranita optimistis kinerja keuangan akan menjadi lebih baik lagi karena perseroan sudah melakukan langkah-langkah optimal dengan maksimalisasi keterisian.
"Ini adalah komposisi yang jauh lebih baik dari periode sebelumnya, jadi kami percaya diri," tutur Veranita.
Adapun, sejumlah langkah akan dilakukan oleh CMPP untuk membalikkan posisi rugi menjadi laba pada 2025. CMPP menargetkan tingkat keterisian kursi lebih dari 88%, ketepatan waktu (OTP) lebih 85%, Indikator Kepuasan Pelanggan (NPS) lebih dari 60, dan kapasitas kursi meningkat lebih dari 9%.
Selain itu, CMPP memproyeksikan kontribusi rute Internasional meningkat menjadi 79% dan kontribusi peningkatan rute domestik sebesar 21% pada 2025 . Lalu, jumlah penumpang diproyeksikan meningkat lebih dari 10% pada 2025, dibandingkan dengan proyeksi 2024.
Seiring dengan target tersebut, terdapat fokus utama perseroan, misalnya memperkuat pangsa pasar internasional dengan tetap mempertahankan jaringan domestik yang kokoh.
Kemudian, mengalihkan kapasitas dari rute dengan profitabilitas rendah ke rute dengan potensi profitabilitas tinggi.
Lalu, memperluas jangkauan pasar di luar pasar inti ASEAN ke negara-negara baru serta menargetkan pertumbuhan segmen penumpang yang belum tergarap.
CMPP pun meningkatkan jumlah koneksi fly-thru untuk penumpang internasional, dengan memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.
Air Asia juga melancarkan penetrasi ke tiga negara baru yakni India, China, dan Taiwan melalui peluncuran tujuh rute internasional baru untuk meningkatkan daya saing, mengurangi risiko, serta meningkatkan pendapatan.
Pada tahun depan, Air Asia pun memusatkan operasional armada di Bali untuk mendukung penguatan pasar di India, China, dan Australia.
Kemudian, terdapat rencana strategis yang akan dijalankan Air Asia tahun depan, di antaranya memperluas operasional sehingga mencapai pertumbuhan profitabilitas melampaui periode sebelum Covid-19.
CMPP disebut akan mengakselerasi pertumbuhan pasar internasional dengan memperluas basis penumpang internasional. Lalu, CMPP memprioritaskan ekspansi di hub utama Jakarta dan Bali sebagai hub dengan permintaan domestik dan internasional tertinggi.
Selain itu, meningkatkan keandalan operasional dan memaksimalkan utilisasi armada untuk mencapai efisiensi biaya per kursi per kilometer (cost of available seat kilometer/CASK) yang lebih baik.
Berdasarkan Laporan Keuangan, CMPP masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp598,57 miliar per kuartal III/2024. Meski begitu, rugi perseroan susut 31,62% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya rugi Rp875,42 miliar.
Sementara, pendapatan CMPP naik 19,69% yoy menjadi Rp5,9 triliun per kuartal III/2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,93 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.