Bisnis.com, JAKARTA – PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) mencatatkan kenaikan pendapatan sepanjang Januari-Juni 2025. Kendati begitu, emiten maskapai penerbangan itu masih membukukan kerugian sebesar Rp787,71 miliar pada semester I/2025.
Melansir laporan keuangan perseroan, AirAsia mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,97 triliun pada semester I/2025. Pendapatan perseroan meningkat 5,15% year on year (YoY) dari Rp3,78 triliun pada periode yang sama 2024.
Berdasarkan segmen, pendapatan AirAsia terbesar ditunjang oleh operasi penerbangan, yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,23 triliun pada semester I/2025. Angka itu naik 3,70% YoY dari Rp3,11 triliun pada periode yang sama 2024.
Selain itu, pendapatan AirAsia juga dikontribusikan oleh segmen ancillary yang meraup pendapatan sebesar Rp743,16 miliar pada semester I/2025. Naik 11,95% YoY dari Rp663,80 miliar pada semester I/2024.
Meskipun mencatatkan pertumbuhan pendapatan, beban usaha perseroan tercatat turun tipis. AirAsia mencatatkan beban usaha sebesar Rp4,50 triliun pada semester I/2025, turun dari Rp4,46 triliun pada periode yang sama 2024.
Pada sejumlah segmen, perseroan telah mampu menekan beban usaha, seperti beban usaha bahan bakar yang turun 11,02% YoY dari Rp1,77 triliun menjadi Rp1,58 triliun pada paruh pertama 2025.
Baca Juga
Akan tetapi, segmen beban usaha perbaikan dan pemeliharaan AirAsia justru meningkat 55,76% YoY menjadi Rp1,19 triliun pada paruh pertama 2025, dibandingkan Rp770,00 miliar pada periode yang sama 2024.
Beban gaji dan tunjangan juga naik menjadi Rp356,25 miliar pada semester I/2025, dari Rp337,13 miliar pada periode yang sama 2024. Begitu pula pada beban pemasaran yang tercatat sebesar Rp261,69 miliar dari Rp163,31 miliar pada periode yang berakhir Juni 2024.
Alhasil, setelah dikurangi berbagai pajak dan beban pendapatan, AirAsia mencatatkan rugi bersih sebesar Rp787,71 miliar pada semester I/2025. Secara tahunan, rugi bersih AirAsia menyusut 39,22% dari Rp1,29 triliun pada periode yang sama 2024.
Catatan rugi itu juga menjadikan rugi per saham AirAsia menjadi sebesar Rp73,72 per lembar, dari Rp121,29 per lembar pada periode paruh pertama 2024.
Selain itu, AirAsia mencatatkan aset sebesar Rp5,60 triliun pada Juni 2025, turun dari Rp5,71 triliun pada Desember 2024. Penurunan aset CMPP terutama disebabkan oleh penurunan aset tidak lancar perseroan menjadi Rp4,92 triliun pada Juni 2025, dari Rp5,28 triliun pada Desember 2024.
Adapun CMPP mencatatkan liabilitas sebesar Rp15,82 triliun pada Juni 2025. Angka itu naik 4,46% sepanjang tahun berjalan 2025 dari Rp15,15 triliun pada Desember 2024. Kenaikan liabilitas perseroan terutama terjadi setelah kenaikan liabilitas jangka pendek menjadi Rp10,71 triliun pada Juni 2025, dari Rp9,12 triliun pada Desember 2024.
Sementara itu, ekuitas CMPP bernilai negatif, sebesar Rp10,22 triliun pada Juni 2025. Catatan ekuitas negatif CMPP meningkat dari Rp9,43 triliun pada Desember 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.