Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan emas Grup Bakrie PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) memastikan cadangan mineral dengan kandungan emas yang tinggi dari prospek tambang bawah tanahnya di Palu berdasarkan standar Joint Ore Reserves Committee atau JORC.
Cadangan mineral, menurut laporan AMC Consultant dari Perth, Australia, menunjukkan rata-rata kadar emas sebesar 3,2 g/t dengan total kandungan emas sebesar 3,54 juta oz.
Mayoritas (85%) dari kandungan emas itu berasal dari prospek penambangan bawah tanah dengan kadar emas sebesar 4,9 g/t di lokasi tambang River Reef, Pobaya, Palu.
Direktur Utama & CEO BRMS Agus Projosasmito mengatakan kandungan emas yang lebih tinggi dari cadangan mineral bawah tanah itu memberikan indikasi baik terhadap kinerja produksi perusahaan di masa mendatang.
“Kami berharap untuk dapat segera melakukan penambangan atas cadangan mineral bawah tanah di Palu,” kata Agus lewat siaran pers, Rabu (11/12/2024).
Sebelumnya, BRMS turut menargetkan fasilitas pinjaman sebesar US$200 juta sampai dengan US$300 juta untuk memulai proyek tambang bawah tanah di Palu pada awal 2025.
Baca Juga
Sebagian kecil fasilitas pinjaman perbankan itu, sekitar US$50 juta sampai dengan US$100 juta juga bakal diarahkan untuk kegiatan penambangan dan eskplorasi di Gorontalo Minerals.
Upaya pengamanan fasilitas pinjaman perbankan itu muncul setelah BRMS rampung mengaudit kinerja keuangan kuartal III/2024. Di kuartal III/2024, BRMS membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$15,65 juta atau Rp248,06 miliar (kurs Rp15.847 per dolar AS) pada kuartal III/2024.
Laba perseroan melesat 49,51% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya US$10,46 juta atau Rp165,91 miliar.
Sementara itu, pendapatan BRMS meroket 231,27% yoy pada kuartal III/2024 menjadi US$108,47 juta atau Rp1,71 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$32,74 juta atau Rp518,92 miliar.
Pesatnya pertumbuhan laba serta pendapatan BRMS terjadi di tengah produksi emas perseroan yang tengah bergeliat pada kuartal III/2024. BRMS mencatatkan nilai produksi emas sebesar 45.366 troy ounce sampai kuartal III/2024, melebihi produksi emas sepanjang 2023 sebesar 23.270 troy ounce.
Adapun, average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata emas BRMS mencapai US$2.347 per troy ouncer pada kuartal III/2024, dibandingkan pada 2023 sebesar US$1.930 per troy ounce.
Menyitir riset yang disusun analis BRI Danareksa Sekuritas Timothy Wijaya dari hasil earnings calls, rencana penambangan bawah tanah CPM bakal dimulai pada kuartal pertama 2025, dengan alokasi pembiayaan sebesar US$150 juta sampai dengan US$200 juta.
Sisanya, pembiayaan untuk pengeboran dan eksplorasi di Gorontalo Minerals dialokasikan sekitar US$50 juta sampai dengan US$100 juta.
Adapun, target produksi emas tahun penuh 2024 dipatok lebih dari 55.000 troy ounce. Sementara itu, proyeksi produksi emas tahun depan diperkirakan bakal naik sampai 65.000 troy ounce.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.