Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham diproyeksi terdongkrak jelang akhir tahun ini seiring dengan potensi sentimen positif yang dipengaruhi santa claus rally atau momen libur Natal dan tahun baru (Nataru).
Santa claus rally merujuk kepada kondisi nilai pasar saham yang cenderung melesat selama pekan terakhir Desember hingga dua hari pertama perdagangan tahun baru. Momen ini terjadi dipicu berbagai faktor mulai dari pertimbangan pajak hingga aksi investor memborong saham dengan bonus liburan.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan pada momen libur Nataru pun secara historis, biasanya terjadi peningkatan kinerja pasar saham. Sebab, pada momen tersebut aktivitas ekonomi meningkat.
Sejumlah sektor saham pun mendapatkan dorongan pada momen tersebut. "Momen Nataru biasanya mendorong peningkatan aktivitas masyarakat di sektor pariwisata dan hiburan," ujar Miftahul, Jumat (6/12/2024).
Kondisi peningkatan aktivitas masyarakat di sektor pariwisata menurutnya bisa menjadi sentimen positif bagi emiten seperti PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA). Kiwoom Sekuritas merekomendasikan trading buy untuk PJAA dengan target harga di level Rp620 per lembar.
"Kunjungan ke destinasi wisata diperkirakan naik, terutama dengan berbagai acara spesial di akhir tahun," ujar Miftahul.
Baca Juga
Selain itu, momen liburan akhir tahun sering memacu kenaikan penonton bioskop serta kegiatan rekreasi dalam kota. Kondisi tersebut memberikan sentimen positif kepada sejumlah saham-saham bioskop seperti PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA) atau Cinema XXI dan PT Graha Layar Prima Tbk. (BLTZ) atau CGV Cinemas.
Sebelumnya, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi juga mengatakan pada akhir tahun atau saat momen Nataru, ekonomi meningkat. Sektor-sektor seperti ritel, pariwisata, dan perhotelan mendapat manfaat besar dari lonjakan belanja konsumen dan perjalanan liburan.
Selain itu, terjadi peningkatan permintaan barang-barang konsumsi, seperti pakaian, elektronik, dan makanan, juga mendorong sektor manufaktur dan distribusi.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.