Bisnis.com, JAKARTA — PT Delta Giri Wacana Tbk. (DGWG) optimis sebagian saham yang dilepas ke publik bakal diserap oleh pasar.
Hanya saja, manajemen irit bicara ihwal kemungkinan pelibatan standby buyer untuk penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) DGWG.
Direktur Keuangan DGWG Danny Jo Putra mengatakan perseroannya masih menantikan konfirmasi dari Joint Lead Underwriter (JLU) terkait dengan pelibatan investor asing dalam IPO ini.
“Karena kami masih menunggu konfirmasi sih, kita dibantu oleh mereka kira-kira calon investor mana yang nantinya perlu kita lakukan presentasi,” kata Danny selepas public expose IPO DGWG di Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Merujuk prospektus yang dipublikasikan Senin (2/12/2024), DGWG bergerak di bidang usaha industri bahan baku pemberantasan hama, perdagangan besar pupuk dan produk agrokimia, pergudangan dan penyimpanan, serta aktivitas perusahaan holding.
Dalam IPO, DGWG menawarkan sebanyak-banyaknya 1.666.666.700 (1,66 miliar) saham dengan nilai nominal Rp100. Jumlah itu mewakili maksimal 25% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Baca Juga
Manajemen menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Samuel Sekuritas dan PT Shinshan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam aksi IPO kali ini.
Adapun, saham perseroan yang ditawarkan kepada masyarakat berada di rentang Rp420 per lembar hingga Rp620 per lembar.
Dengan rentang harga tersebut, DGWG berpotensi meraih dana Rp700 miliar hingga Rp1,03 triliun dari aksi IPO.
Rencananya, dana hasil IPO akan digunakan Delta Giri Wacana (DGWG) sebesar 54,7% sebagai penyertaan modal kepada PT Fertilizer Inti Technology dan 8,9% untuk disetorkan kepada PT Dharma Guna Wibawa.
Selain itu, sekitar 33,1% untuk modal kerja, belanja modal dan pembayaran sebagian pokok utang perseroan kepada PT Bank UOB Indonesia dan PT Bank CIMB Niaga Tbk., serta sisanya untuk disetorkan kepada PT Semesta Alam Sejati sebagai penyertaan modal.
Di sisi lain, Danny menargetkan laba bersih perseroan bisa mencapai sekitar Rp180 miliar sampai akhir 2024. Target laba bersih akhir tahun ini lebih tinggi 1.322% dari posisi laba bersih akhir 2023 di level Rp12,65 miliar.
Danny mengatakan laba bersih sampai akhir 2025 bakal dipatok lebih tinggi ke level sekitar Rp300 miliar setelah rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) efektif pada 10 Januari 2025.
“Tentunya dengan asumsi IPO sudah berjalan, kita menargetkan laba bersih di angka kurang lebih Rp300 miliar untuk tahun 2025,” kata dia.
Sementara itu, dia memproyeksikan pendapatan perseroan bakal mencapai Rp3,4 triliun pada akhir 2024. Setelah IPO efektif, pendapatan perseroan diperkirakan menembus level sekitar Rp4 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.