Bisnis.com, JAKARTA — PT Delta Giri Wacana Tbk. (DGWG) menargetkan laba bersih mencapai sekitar Rp180 miliar sampai akhir 2024. Target laba bersih akhir tahun ini lebih tinggi 1.322% dari posisi laba bersih akhir 2023 di level Rp12,65 miliar.
Direktur Keuangan DGWG Danny Jo Putra mengatakan laba bersih sampai akhir 2025 bakal dipatok lebih tinggi ke level sekitar Rp300 miliar setelah rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) efektif pada 10 Januari 2025.
“Tentunya dengan asumsi IPO sudah berjalan, kita menargetkan laba bersih di angka kurang lebih Rp300 miliar untuk tahun 2025,” kata Danny selepas public expose IPO DGWG di Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Sementara itu, Danny memproyeksikan pendapatan perseroan bakal mencapai Rp3,4 triliun pada akhir 2024. Setelah IPO efektif, dia menambahkan, pendapatan bakal dikerek ke level sekitar Rp4 triliun.
Di sisi lain, dia menerangkan target margin untuk tahun buku 2024 bakal dipatok lebih tinggi dari histori margin 3 tahun belakangan.
“Sehingga saya bisa katakan bahwa target margin di tahun depan itu kurang lebih masih sama dengan target margin yang kita capai tahun ini,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diketahui, DGWG bergerak di bidang usaha industri bahan baku pemberantasan hama, perdagangan besar pupuk dan produk agrokimia, pergudangan dan penyimpanan, serta aktivitas perusahaan holding.
DGWG menawarkan sebanyak-banyaknya 1.666.666.700 (1,66 miliar) saham dengan nilai nominal Rp100. Jumlah itu mewakili maksimal 25% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
“Saham perseroan ditawarkan kepada masyarakat dengan harga sebesar Rp420 hingga Rp620 per saham,” tulis manajemen Delta Giri Wacana. Dengan rentang harga tersebut, DGWG berpotensi meraih dana Rp700 miliar hingga Rp1,03 triliun dari aksi IPO.
Rencananya, dana hasil IPO akan digunakan DGWG sebesar 54,7% sebagai penyertaan modal kepada PT Fertilizer Inti Technology dan 8,9% untuk disetorkan kepada PT Dharma Guna Wibawa.
Selain itu, sekitar 33,1% untuk modal kerja, belanja modal dan pembayaran sebagian pokok utang perseroan kepada PT Bank UOB Indonesia dan PT Bank CIMB Niaga Tbk., serta sisanya untuk disetorkan kepada PT Semesta Alam Sejati sebagai penyertaan modal.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.