Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah investor ritel menempuh berbagai cara untuk meraih saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) jelang masa penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO).
Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menyampaikan bahwa cukup banyak investor yang khawatir tidak dapat memborong saham AADI dalam jumlah banyak jika melalui mekanisme IPO.
Para investor lantas bermanuver dengan memborong saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO). Harapannya, mereka dapat mengantongi saham AADI lewat penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS) melalui kepemilikan ADRO.
“Mereka sampai beli saham ADRO supaya mendapatkan hak tebus. Artinya, mereka kalau pesan melalui IPO tidak percaya diri dapat barang karena nanti dapatnya sedikit,” ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/11/2024).
Dengan cerminan itu, Ike meyakini persepsi investor terhadap AADI masih cukup optimistis seiring katalis positif yang melingkungi prospek perusahaan ke depan.
Sementara itu, dalam prospektus ringkas IPO yang dipublikasikan, manajemen AADI akan menawarkan 778,6 juta saham biasa yang seluruhnya adalah saham baru, dengan nilai nominal Rp3.125 setiap saham yang mewakili sebesar 10%.
Baca Juga
Harga pelaksanaan IPO Adaro Andalan Indonesia dibanderol Rp5.550 per saham atau berada di posisi tengah dari rentang harga bookbuilding Rp4.590—Rp5.900 per saham. Dengan harga itu, AADI berpotensi meraih dana segar hingga Rp4,31 triliun.
Selain IPO, pemegang saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) juga melaksanakan PUPS terhadap saham AADI. PUPS dilaksanakan dengan menawarkan sebanyak 7 miliar saham AADI kepada pemegang saham ADRO.
Setelah IPO dan PUPS, komposisi pemegang saham AADI akan terdiri atas PT Adaro Strategic Investments (ASI) sebanyak 3.200.142.835 saham (41,1%), Garibaldi Thohir 450.360.608 saham (5,78%), masyarakat pemegang saham ADRO yang terlibat PUPS sebanyak 3.357.699.117 saham (43,12%), dan masyarakat yang masuk melalui IPO Adaro Andalan Indonesia sebanyak 778.689.200 saham (10%).
Alhasil, jumlah saham AADI setelah IPO dan PUPS diperkirakan mencapai 7.786.891.760 saham dengan jumlah nominal sebesar Rp24,33 triliun. Adapun kapitalisasi pasar ditaksir mencapai Rp43,21 triliun.
Estimasi market cap AADI di bawah kapitalisasi pasar ADRO saat ini sebesar Rp84,89 triliun dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) senilai Rp51,72 triliun.
Masa penawaran umum saham AADI akan dimulai, Jumat (29/11/2024) hingga 3 Desember 2024. Penjatahan jatuh pada 3 Desember, distribusi saham secara elektronik mulai 4 Desember, dan tanggal pencatatan di BEI digelar 5 Desember 2024.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.