Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang pelat merah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) memastikan perseroan mendapat porsi 30% di proyek smelter nikel bersama dengan konsorsium asal China.
Direktur Pengembangan Usaha Antam I Dewa Bagus Wirantaya menegaskan Antam bakal menghimpit sebanyak 30% saham di usaha patungan proyek smelter HPAL bersama dengan konsorsium Contemporary Amperex Technology Co. (CATL).
Sisanya atau mayoritas saham sebesar 70% bakal dipegang oleh konsorsium CATL.
“Kita jalan dengan CATL progres perizinan kita lengkapi semua,” kata Dewa saat ditemui di Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Emiten berkode saham ANTM tersebut sudah menunjuk BNP Paribas China sebagai lead arranger untuk menghimpun pendanaan perbankan pada proyek smelter nikel tersebut.
Dewa mengatakan perseroan tengah mengevaluasi kemampuan lender yang bakal ikut mendanai proyek smelter bersama dengan CATL.
Baca Juga
Dia berharap kepastian pembiayaan dari lender bisa dipegang akhir tahun ini. Dengan demikian, proyek kontruksi smelter bisa dikerjakan tahun depan.
“Sekarang lagi proses due dilligence, seleksi untuk bank-bank begitu ada yang asing dan Himbara, kita kombinasikan keduanya,” kata Dewa.
Rencanannya, Antam bakal mengambil pinjaman atau loan dengan porsi sebesar 60%, sisanya bakal menggunakan dana ekuitas perseroan.
Seperti diketahui, kerja sama Antam bersama dengan CATL memiliki nilai investasi sebesar US$5,8 miliar atau sekitar Rp90,50 triliun (asumsi kurs Rp15.605 per dolar AS).
Proyek itu membentang dari sisi hulu tambang, pabrik RKEF dan kawasan industri, pabrik HPAL, pabrik battery material, pabrik battery cell sampai dengan pabrik battery recyling.
“Diharapkan pada akhir tahun 2024 ini semua bisa direalisasi dengan baik sehingga fase pertama kontruksi bisa dilakukan di tahun yang berikut bulan-bulan nanti,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso membeberkan pihaknya tengah menantikan persetujuan investasi atau overseas direct investment (ODI) pemerintah China ihwal kelanjutan proyek smelter HPAL kongsi ANTM & konsorsium CATL.
Hendi mengatakan holding tambang pelat merah memastikan proyek hilirisasi bijih nikel menjadi baterai setrum itu bisa berjalan bersama dengan sejumlah mitra global lainnya, termasuk CATL.
“Masih menunggu ODI approval dari pemerintah mereka,” kata Hendi saat ditemui di Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Di sisi lain, Hendi menuturkan, rencana belanja modal atau capital expenditure (capex) dari ANTM untuk proyek ini bakal dialokasikan mulai tahun depan.
“Itu capex-nya masih tahun depan,” kata Hendi.