Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) tercatat ambrol ke level Rp3.770 kendati baru saja menyetujui pembagian dividen sebesar Rp41,7 triliun pada perdagangan hari ini, Senin (18/11/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 11.35 WIB hari ini, saham ADRO ambrol 3,83% ke level Rp3.770 per saham usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menyetujui pembagian dividen.
Saham ADRO diperdagangkan pada rentang level Rp3.720-Rp3.920 per saham hari ini. Sebanyak 136,6 juta saham ADRO diperdagangkan hari ini, dengan nilai transaksi sebesar Rp516,9 miliar. Kapitalisasi pasar ADRO saat ini adalah sebesar Rp116 triliun.
Dalam RUPSLB, Adaro memastikan bakal melakukan pembagian dividen interim sebanyak US$2,6 miliar. Jumlah tersebut setara dengan Rp41,7 triliun (kurs Jisdor Rp15.888 per dolar AS).
Sementara itu, melihat jumlah saham ADRO yang sebanyak 30,75 miliar, maka investor akan mendapatkan dividen sebesar US$0,085 per saham. Dividen tersebut setara dengan Rp1.350,48 per saham.
Sebelumnya, ADRO, yang merupakan emiten batu bara afiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir, telah mencetak produksi batu bara 55,57 juta ton pada periode sembilan bulan 2024.
Baca Juga
Head of Corporate Communication Adaro Energy Indonesia Febriati Nadira menuturkan sampai dengan 9 bulan 2024, volume produksi ADRO mencapai 55,57 juta ton. Produksi ini mencerminkan peningkatan 10% dari periode yang sama tahun lalu.
"Sementara itu, volume penjualan periode ini mencapai 53,66 juta ton, atau naik 9% dari periode sembilan bulan 2023," kata Febriati, Kamis (7/11/2024).
Dia melanjutkan hingga saat ini Adaro tetap optimistis untuk mencapai panduan tahun 2024 ini dan belum ada perubahan untuk panduan ADRO.
Febriati menjelaskan ADRO menargetkan volume penjualan batu bara 65 juta ton hingga 67 juta ton, yang meliputi 61 juta ton hingga 62 juta ton batu bara termal, dan 4,9 juta ton hingga 5,4 juta ton batu bara metalurgi dari ADMR.
"Adaro optimistis dengan prospek pertumbuhan ke depan terutama didukung oleh pertumbuhan permintaan di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia dan Asia Selatan," ucap Febriati.
Febriati juga menuturkan ADRO fokus untuk memenuhi permintaan pelanggan yang mayoritas telah memiliki kontrak jangka panjang. ADRO juga tetap menjalankan kegiatan operasional sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan, dengan fokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan.