Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) Devin Antonio Ridwan dan Direktur Andrew Philip Starkey mengajukan pengunduran diri dari MBMA pada Senin (11/11/2024).
Manajemen MBMA telah menerima surat permohonan pengunduran diri kedua direksi tersebut, dan selanjutnya akan segera menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
“Selanjutnya perseroan akan menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan pengunduran diri tersebut,” kata Corporate Secretary MBMA Deny Greviartana Wijaya lewat keterbukaan informasi, Selasa (12/11/2024).
Deny menerangkan tidak ada dampak signikan terhadap kegiatan operasional dan kondisi keuangan perusahaan selepas permohonan pengunduran diri Devin dan Starkey tersebut.
“Tidak ada dampak signifikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan,” kata Deny.
Sebagai informasi, Devin dan Starkey masuk ke dalam jajaran direksi MBMA pada 2023 lalu. Saat bersamaan, Devin ikut dipercaya menjabat sebagai presiden komisaris di PT Hijau Energi Bersama, serta di posisi manajemen lainnya di beberapa entitas anak perusahaan MBMA.
Baca Juga
Beberapa tahun terakhir, Devin sempat menjabat Direktur di PT Jingdong Indonesia Pertama (2015–2018), Direktur di PT Bumi Suksesindo (2017–2022), dan PT Merdeka Mining Servis (Desember 2017–Januari 2022).
Sementara itu, Starkey saat ini turut menjabat direktur di Grup MDKA, Provident Capital Partners dan beberapa entitas anak perusahaan MBMA.
Sebelum bergabung dengan Grup MDKA, Starkey sebelumnya menjabat sebagai Managing Director di Macquarie Group, Wakil Presiden di Goldman Sachs, Executive Director di Presidio Capital.
Sebelumnya, emiten kongsi Garibaldi ‘Boy’ Thohir dan Grup Saratoga itu mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba yang signifikan sepanjang semester I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan per 30 Juni 2024, MBMA mencatatkan laba sebesar US$20,39 juta atau sekitar Rp308,61 miliar (asumsi kurs Rp15.135 per dolar AS).
Torehan laba pada semester I/2024 itu melesat tajam dari posisi yang dicatatkan MBMA pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sempat rugi US$19,65 juta atau sekitar Rp297,48 miliar.