Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Unggul Sementara di Pilpres AS, Saham Batu Bara Hary Tanoe IATA Membara

Saham IATA milik Hary Tanoe membara saat suara Calon Presiden AS Donald Trump unggul sementara dalam hitung cepat Pilpres AS.
Mantan Presiden AS Donald Trump saat acara kampanye di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (20/7/2024). Bloomberg/Emily Elconin
Mantan Presiden AS Donald Trump saat acara kampanye di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (20/7/2024). Bloomberg/Emily Elconin

Bisnis.com, JAKARTA — Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump dari Partai Republik unggul sementara versi hitung cepat dari lawannya, Kamala Harris dari Partai Demokrat dalam Pemilu Amerika Serikat. Sejumlah saham batu bara seperti IATA milik konglomerat Hary Tanoeseodibjo melesat merespons Pemilu AS ini.

Hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, Rabu (6/11/2024), saham PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA) milik Hary Tanoe melesat naik hingga 8,33% ke level Rp39.

Sebanyak 1 juta saham IATA diperdagangkan, dengan nilai sebesar Rp39,7 juta.

Sebagaimana diketahui, konglomerat Hary Tanoe memiliki sejumlah proyek kerja sama dengan Donald Trump. Salah satunya adalah Trump International Gold Club Lido, yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MNC Lido City.

Trump International Golf Club Lido ini mengoperasikan lapangan golf 18-hole dengan standar World-Champhionship rancangan Ernie Els.

Di sisi lain, selain saham IATA, sejumlah saham batu bara juga menguat pada perdagangan sesi I hari ini. Saham-saham batu bara yang menguat tersebut adalah saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang naik 2,04% ke level Rp27.550, saham PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) naik 1,80% ke level Rp565 per saham, dan saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) naik 0,72% ke level Rp139 per saham.

Sebelumnya, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menjelaskan berdasarkan hasil survei pilpres AS, saat ini Donald Trump diunggulkan untuk menang. Meski demikian, hasil ini cukup berimbang dengan Kamala Harris.

"Beberapa minggu terakhir market ekspektasinya sudah merespons kemenangan Donald Trump," kata Martha, Senin (4/11/2024).

Dia melanjutkan, pelaku pasar memperkirakan kemenangan Donald Trump akan membawa risiko yang lebih besar dan laju inflasi yang tinggi. Hal ini mengingat kebijakan mengenai imigran dari Donald Trump akan lebih ketat.

Selain itu, lanjutnya, terdapat risiko perang dagang dengan China. Martha juga mencermati dari sisi US Treasury, imbal hasil telah naik ke posisi tertinggi. 

Dengan demikian, kata Martha, terdapat risiko ke depan jika Donald Trump memenangkan pemilu AS.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper