Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kronologi Utang Grup Bakrie (BNBR) Rp855 Miliar di Eurofa dan SMIL

PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) akan menjalankan konversi utang di Eurofa dan SMIL sebesar Rp855 miliar menjadi saham.
Direktur Utama dan CEO Bakrie & Brothers Anindya Bakrie/Istimewa.
Direktur Utama dan CEO Bakrie & Brothers Anindya Bakrie/Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) akan menjalankan konversi utang di Eurofa Capital Investment Inc. dan Silvery Moon Investment Ltd. atau SMIL sebesar Rp855 miliar menjadi saham. Utang BNBR di kreditur itu telah berjalan sejak 2010.

Mengacu laporan keuangan, awalnya, BNBR menerbitkan instrumen utang atau equity linked notes sejumlah US$109,0 juta kepada Eurofa Capital Investment pada Desember 2010.

Utang tersebut sebenarnya telah jatuh tempo pada 16 Desember 2015. BNBR kemudian membayar biaya di muka sebesar US$6,4 juta.

Adapun, mengacu perjanjian utang, Eurofa mempunyai hak untuk melakukan konversi jumlah pokok pinjaman menjadi saham biasa BNBR apabila perusahaan gagal dalam melakukan pembayaran secara penuh atas utang pada tanggal yang ditentukan untuk pelunasan. Selain itu, konversi dijalankan apabila utang tidak dibayar pada tanggal jatuh tempo serta terjadi peristiwa cedera janji dan terus berlanjut.

Kemudian, pada 25 Juni 2014, Eurofa mengalihkan sebagian utang kepada Ecoline Investment Limited sebesar US$6 juta. Lalu, pada 22 Agustus 2022, Eurofa mengalihkan sebagian utang kepada Golden Glades Limited sebesar US$53 juta.

Pada 10 Juni 2024, BNBR dan Eurofa menandatangani perjanjian penyelesaian bahwa utang perseroan sebesar US$50 juta dan akan diselesaikan dengan cara non-tunai, di mana BNBR akan mengonversi utang dengan menerbitkan saham Seri E sejumlah 11,71 miliar saham atau senilai Rp750 miliar.

Sementara itu, di SMIL, awalnya BNBR memiliki utang kepada Golden Glades Limited. Kemudian, pada 30 September 2022, Golden Glades Limited mengalihkan utangnya kepada SMIL sebesar US$30,5 juta atau setara dengan Rp465,1 miliar.

Sehubungan dengan pengalihan tersebut, pada 30 September 2022 BNBR menandatangani perjanjian pengakuan utang kepada SMIL yang telah jatuh tempo pada 30 September 2023.

Per 29 September 2023, BNBR dan SMIL juga menandatangani perubahan perjanjian pengakuan piutang di mana utang BNBR kepada SMIL itu menjadi mata uang rupiah sebesar Rp465,1 miliar dan pelunasan pinjaman tersebut akan diselesaikan paling lambat 30 September 2024.

Kini, utang BNBR di kedua krediturnya itu mencapai Rp855 miliar. BNBR kemudian akan menyelesaikan utang kedua krediturnya itu lewat jalan konversi menjadi saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi, konversi utang menjadi saham dilakukan dengan cara penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement. Manajemen BNBR menjelaskan baik Eurofa dan SMIL telah menyetujui perjanjian penyelesaian utang BNBR dengan menerima saham-saham baru setelah dilakukannya private placement.

Pelaksanaan PMTHMETD untuk menjalankan konversi saham itu akan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada bulan depan, 28 November 2024.

Dengan harga konversi Rp64 per saham, maka kreditur akan memiliki saham biasa Seri E total sebesar 7,7% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah dilakukannya PMTHMETD.

Eurofa akan menggenggam 11,71 miliar (11.718.750.000) lembar saham BNBR. Sementara, SMIL menggenggam 1,64 miliar (1.640.625.000) lembar saham BNBR.

Manajemen BNBR menjelaskan bahwa dengan dilakukannya transaksi konversi utang menjadi saham-saham baru melalui mekanisme PMTHMETD, perseroan dapat memperbaiki posisi keuangannya.

"Perseroan akan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan yang berkurang, dan arus kas yang lebih kuat di masa yang akan datang," tulis Manajemen BNBR di keterbukaan informasi pada Selasa (22/10/2024).

Setelah PMTHMETD, total liabilitas perseroan diproyeksikan akan menurun menjadi Rp3,62 triliun, dari posisi liabilitas per semester I/2024 sebesar Rp3,73 triliun.

Di sisi lain, dengan dilakukannya konversi utang melalui private placement, kepemilikan saham pemegang saham lama BNBR akan mengalami penurunan yaitu terdilusi sebesar 7,7%.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper