Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Minyak Global Diramal Lesu pada 2025, Terdampak Ekonomi China

Permintaan minyak dunia diperkirakan melemah, terdampak ekonomi China yang lesu.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Informasi Energi AS atau Energy Information Administration (EIA) menyebut pertumbuhan permintaan minyak mentah global dan di AS tidak akan memenuhi perkiraan pada 2025 mendatang seiring dengan melemahnya aktivitas ekonomi China dan Amerika Utara.

Mengutip Reuters pada Rabu (9/10/2024), dalam laporannya EIA menyebut permintaan minyak dunia diperkirakan tumbuh 1,2 juta barel per hari menjadi 104,3 juta barel per hari pada tahun depan. Jumlah ini sekitar 300.000 barel per hari di bawah perkiraan sebelumnya.

Permintaan akan mencapai sekitar 103,1 juta barel per hari tahun ini, penurunan sebesar 20.000 barel per hari dari perkiraan sebelumnya, tulis EIA.

Penurunan proyeksi ini mencerminkan penurunan impor dan pengoperasian kilang di China, pembeli minyak mentah terbesar di pasar internasional. Penurunan perkiraan tahun depan disebabkan oleh kekhawatiran pelemahan produksi industri dan pertumbuhan manufaktur di AS dan Kanada, kata badan tersebut.

EIA memperkirakan permintaan minyak AS akan meningkat menjadi 20,5 juta barel per hari (bph) tahun depan, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 20,6 juta barel per hari. Perkiraan permintaan AS untuk tahun 2024 tidak berubah pada 20,3 juta barel per hari, menurut laporan EIA.

Para pelaku pasar minyak terkemuka di dunia tahun ini berbeda pendapat dalam hal perkiraan pertumbuhan permintaan karena perbedaan pendapat di China dan proyeksi kecepatan transisi ke sumber energi alternatif. 

Badan Energi Internasional atau International Energy Agency yang berbasis di Paris memperkirakan permintaan minyak akan tumbuh sebesar 950.000 barel per hari pada tahun depan, sedangkan perkiraan terbaru dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) adalah lonjakan sebesar 1,74 juta barel per hari.

Ketiganya juga masih terpaut jauh dari perkiraan pertumbuhan permintaan pada tahun 2024, karena hanya tinggal beberapa bulan lagi di tahun ini.

EIA memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak global sebesar 940.000 barel per hari pada 2024, IEA mematoknya pada angka 900.000 barel per hari, sementara OPEC memperkirakan pertumbuhan lebih dari 2 juta barel per hari.

Sementara itu, EIA menyebut produksi minyak AS akan tumbuh ke rekor yang lebih kecil pada 2024 dan 2025. AS, yang saat ini merupakan produsen minyak terbesar di dunia, diperkirakan akan memproduksi 13,22 juta barel per hari pada tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 13,25 juta barel per hari, kata EIA.

Produksi minyak AS pada tahun 2025 diperkirakan mencapai rata-rata 13,54 juta barel per hari, turun sekitar 1% dari perkiraan sebelumnya sebesar 13,67 juta barel per hari, kata EIA.

EIA juga menurunkan perkiraan harga minyak. Mereka memperkirakan minyak mentah AS rata-rata berada di kisaran $76,91 per barel pada tahun 2024, turun 2,4% dari perkiraan sebelumnya, sedangkan harga Brent diperkirakan rata-rata $80,89 per barel tahun ini, 2,3% lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper