Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diminati Turis Asing, Penjualan Hatten Bali (WINE) Kebal Deflasi

Tren deflasi Indonesia yang berlanjut selama 5 bulan dinilai tidak mempengaruhi kinerja produksi dan penjualan emiten konsumer Hatten Bali (WINE).
hatten bali, wine
hatten bali, wine

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja produksi dan penjualan emiten konsumer PT Hatten Bali Tbk. (WINE) dipastikan tidak terdampak tren deflasi lantaran pangsa pasar terbesar konsumen perusahaan berasal dari turis asing. 

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 mengalami deflasi 0,12% secara bulanan (month to month/MtM). Kondisi ini berlangsung selama periode Mei – September 2024. 

Dengan demikian, Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan beruntun setelah terakhir kali mengalami deflasi panjang 7 bulan berturut-turut pada 1999.

Deflasi adalah keadaan yang menunjukkan daya beli uang meningkat dalam masa tertentu karena jumlah uang beredar relatif lebih kecil dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Salah satu penyebab deflasi adalah turunnya permintaan terhadap barang. 

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Hatten Bali Ketut Sumarwan menyatakan tren deflasi Indonesia tidak memiliki pengaruh terhadap produksi dan penjualan WINE.

“Deflasi tidak berpengaruh pada produksi dan penjualan WINE karena sebagian besar bahan baku adalah impor dan pangsa pasar terbesar adalah turis asing,” ujarnya saat dihubungi Bisnis pada Senin (7/10/2024).

Sumarwan menyampaikan Hatten Bali membidik kenaikan penjualan sebesar 14% pada kuartal III/2024 dan mencapai 19% secara tahunan pada kuartal akhir tahun ini.

Target tersebut, kata Sumarwan, ditempuh dengan memperkuat fokus penjualan ritel selain memacu penjualan di segmen hotel, restoran, dan kafe, yang hingga saat ini disebut telah berkontribusi besar terhadap kinerja penjualan WINE. 

Sementara itu, untuk penjualan di luar Bali, dia menuturkan perseroan aktif melakukan strategi pemasaran seperti mengikuti acara wine tasting dan berpartisipasi dalam pameran guna memperkenalkan produk-produk Hatten Bali. 

“Kami juga berencana meluncurkan produk baru yang mengikuti tren pasar, seperti Prosecco yang akan diluncurkan paruh kedua. Dengan -langkah ini, kami optimis dapat meningkatkan penjualan di sisa tahun 2024,” tuturnya. 

Sampai dengan semester I/2024, kinerja penjualan Hatten Bali telah mencapai Rp123,38 miliar atau bertumbuh 12,08% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp110,09 miliar.

Kinerja tersebut ditopang oleh segmen wine yang membukukan penjualan Rp127,41 miliar atau meningkat 10,94% year on year (YoY), arak mencapai Rp9,4 miliar, dan lainnya Rp893,81 juta. Adapun potongan penjualan sebesar Rp14,32 miliar. 

Di sisi lain, beban pokok penjualan Hatten Bali juga naik 11,74% YoY menjadi Rp66,87 miliar sehingga laba kotor mencapai Rp56,51 miliar atau tumbuh 12,48% YoY. 

Setelah diakumulasikan dengan berbagai pendapatan dan beban lain, WINE mencatatkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp21,01 miliar pada semester I/2024, meningkat 1,56% secara tahunan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper