Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Saham Chandra Asri (TPIA) Prajogo Pangestu Usai Market Cap Lewati BBRI

Kinerja saham emiten afiliasi Prajogo Pangestu diperkirakan bakal bergerak beragam hingga akhir 2024, kendati TPIA melampui kapitalisasi pasar BBRI.
Kinerja saham emiten afiliasi Prajogo Pangestu diperkirakan bakal bergerak beragam hingga akhir 2024, kendati TPIA melampui kapitalisasi pasar BBRI.
Kinerja saham emiten afiliasi Prajogo Pangestu diperkirakan bakal bergerak beragam hingga akhir 2024, kendati TPIA melampui kapitalisasi pasar BBRI.

Bisnis.com, JAKARTA — Prospek saham emiten afiliasi konglomerat Prajogo Pangestu diperkirakan bakal ditutup beragam pada akhir 2024 nanti. Kendati kapitalisasi pasar atau market cap dari PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) telah melewati posisi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) per 27 September 2024.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan naiknya market cap dari TPIA itu belakangan disebabkan karena aksi akumulasi beli dari investor asing.

Bersamaan, kata Nafan, beberapa waktu terakhir harga minyak mentah sebagai bahan baku utama petrokimia cenderung terkoreksi. Situasi itu turut mendorong sentimen positif bagi Chandra Asri.

Market cap dari TPIA ini memang sudah berhasil bekerja dengan baik ya dari market cap-nya BBRI karena kenaikan harga saham TPIA konsisten,” kata Nafan saat dihubungi, Minggu (29/9/2024).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 27 September 2024, kapitalisasi pasar dari TPIA telah menembus Rp768 triliun, atau memiliki bobot 5,96% terhadap indeks komposit.

Kapitalisasi pasar TPIA itu telah melewati posisi BBRI yang berada diurutan ke-4 berdasarkan ranking market cap di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), BBRI kini berada di angka Rp765 triliun atau dengan bobot 5,94%.

Dengan demikian, TPIA berada di urutan ke-3 emiten dengan valuasi jumbo di pasar modal, berada satu tingkat di bawah PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang memiliki market cap Rp960 triliun dengan bobot 7,46%.

“Lonjakan harga saham TPIA ini memengaruhi kenaikan market cap TPIA,” kata dia.

Sampai penutupan perdagangan Jumat (27/9/2024), saham TPIA terkontraksi 275 poin ke level Rp8.875 per lembar. 

Kendati demikian, harga saham TPIA telah melambung 246,68% atau 6.315 poin jika ditarik satu tahun belakangan atau year on year.

Dengan kapitalisasi jumbo saat ini, TPIA berhasil menghimpun transaksi dengan nilai mencapai Rp68,24 miliar yang melibatkan 7,62 juta lembar saham. Adapun, price earning ratio (PER) dari TPIA telah mencapai minus 492,71 kali.

Kendati terjadi peningkatan kapitalisasi pasar untuk TPIA, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan kinerja saham afiliasi Prajogo Pangestu lainnya, seperti BREN, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) hingga PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) bakal bergerak beragam sampai akhir tahun ini.

Misalkan, Miftahul berpendapat, kinerja BREN bakal cenderung stagnan dengan pertumbuhan laba bersih yang minimal.

“Meskipun ada potensi pertumbuhan dari akuisisi Sidrap I di periode sebelumnya, namun secara keseluruhan kinerja masih dipengaruhi oleh volatilitas pasar energi terbarukan,” kata Miftahul saat dihubungi.

Selain itu, Miftahul menambahkan, kinerja BRPT bakal ditekan oleh  fluktuasi harga komoditas petrokimia dan tantangan dalam sektor energi.

Di sisi lain, dia menambahkan, kinerja CUAN relatif tetap tumbuh lewat diversifikasi bisis ke sektor rekayasa, kontruksi, pertambangan dan jasa. Dia mengatakan manuver CUAN untuk akuisisis sejumlah perusahaan ikut berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan di paruh kedua tahun ini.

“Peningkatan efisiensi operasional yang tercermin dari kenaikan laba kotor dan laba operasi juga berkontribusi pada pertumbuhan kinerja CUAN,” kata dia. 

Proyeksi Chandra Asri di Paruh Kedua 2024

TPIA menargetkan kinerja keungan perseroan pada akhir 2024 berbalik positif setelah sempat mencatatkan rugi bersih sepanjang paruh pertama tahun ini.

Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu itu memperkirakan permintaan untuk produk petrokimia bakal tetap tinggi pada paruh kedua tahun ini.

“Tahun ini, kami juga berharap bahwa kegiatan Turn Arround Maintenance (TAM) yang baru saja selesai dapat mengoptimalkan operasional dan keandalan pabrik kami  secara penuh,” kata Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan TPIA Korporat Suryandi saat dihubungi, Minggu (29/9/2024).

Menurut Suryandi, rampungnya kegiatan TAM itu bakal mendukung rencana perseroan untuk pengembangan dan ekspansi bisnis mendatang.

Kendati demikian, dia mengatakan, industri petrokimia dalam negeri relatif tertekan akibat kondisi pasar global yang tidak menentu dan situasi geopolitik yang belakangan menekan margin perusahaan.

“Tahun ini kami menambah portofolio bisnis kami di sektor energi dan infrastruktur untuk mendukung strategi pertumbuhan serta kinerja perusahaan,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, rugi TPIA membengkak menjadi US$47,46 juta atau setara Rp778,12 miliar sepanjang semester I/2024.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, TPIA mencatatkan pembengkakan rugi bersih sebesar 7.999,65% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$568.000.

Rugi yang amblas tersebut sejalan dengan pendapatan TPIA yang anjlok menjadi sebesar US$866,49 juta atau setara Rp14,20 triliun sepanjang semester I/2024.

Pendapatan tersebut tergerus 19,34% dibandingkan dengan periode semester I/2023 yang sebesar US$1,07 miliar.

Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan lokal sebesar US$718,84 juta dan penjualan ekspor sebesar US$145,48 juta. Kemudian terdapat pendapatan dari sewa tangki dan dermaga sebesar US$2,16 juta.

Suryandi mengatakan pendapatan itu terdampak dari gangguan supply – demand eksternal yang mengakibatkan penurunan volume penjualan secara keseluruhan sepanjang semester serta dipengaruhi oleh TAM yang terjadwal oleh TPIA yang dimulai pada kuartal II/2024.

“Volume penjualan pada semester I/2024 adalah 91 KT, menurun sebesar 105 KT dibandingkan dengan semester I/2023, dengan TAM yang memberikan tekanan signifikan pada kapasitas produksi,” kata Suryandi dalam keterangan resmi, Rabu (31/7/2024). 

10 Saham Teratas Berdasar Kapitalisasi Pasar (dalam Triliun Rupiah)

Kode

Kapitalisasi Pasar*

Persentase

BBCA

1.300

10,09%

BREN

960

7,46%

TPIA

768

5,96%

BBRI

765

5,94%

AMMN

691

5,36%

BMRI

651

5,06%

BYAN

574

4,46%

DSSA

320 

2,49%

TLKM

302

2,35%

ASII

206

1,60%

Data diambil dari Bursa Efek Indonesia per Jumat (27/9/2024).

_____________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper