Bisnis.com, JAKARTA – Saham perbankan menjadi salah satu sektor yang patut dicermati usai Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan (BI Rate) dari 6,25% menjadi 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode 17-18 September 2024.
Analis saham Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta memproyeksikan saham sektor perbankan tetap prospektif hingga kuartal IV/2024, mengingat kinerja industri yang dinilai menunjukkan tanda progresif sampai dengan bulan kedelapan tahun ini.
“Mudah-mudahan pemulihan pertumbuhan kredit pun bisa semakin optimal, apalagi BI sudah mulai menerapkan kebijakan pelonggaran moneternya,” katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (21/9/2024).
Dengan demikian, dia menilai bahwa perbankan dapat diuntungkan dalam hal peningkatan likuiditas, khususnya jika bank menerapkan kebijakan lebih agresif dalam ekspansi kredit.
Di sisi lain, dirinya juga menyebut, kinerja mitigasi risiko yang dilakukan perbankan sebagai hal yang patut diperhatikan. Terkait rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL), misalnya, Nafan menyebut bahwa risiko yang ada dapat ditekan hingga di bawah 3% alias terjaga rendah.
Dalam RDG BI lalu, Gubernur BI Perry Wijaya mengatakan bahwa rasio NPL tercatat sebesar 2,27% (bruto) dan 0,79% (neto) pada Juli 2024.
Baca Juga
“Itulah katalis-katalis positif yang membuat kinerja perbankan akan bertumbuh secara berkesinambungan ke depan,” tutur Nafan.
Dia kemudian merekomendasikan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), serta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) alias bank-bank besar sebagai pilihan utama bagi investor.
Nafan merekomendasikan accumulative buy untuk saham BBCA, BBRI, dan BMRI. Sementara itu, rekomendasinya untuk saham BBNI adalah add.
Kinerja Saham BBCA, BBNI, BBRI, BMRI Sepekan
Berdasarkan data RTI Business, harga saham BBCA turun 1,15% ke level Rp10.775 pada penutupan perdagangan Jumat (20/9/2024). Dalam sepekan, harga saham bank swasta terbesar Tanah Air itu naik 2,86%, seiring dengan pertumbuhan sebesar 14,63% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd).
Lebih lanjut, harga saham BBNI juga turun 1,29% ke level Rp5.750 pada waktu yang sama. Selama sepekan, harga saham bank pelat merah ini naik 2,68%, sebagaimana penguatan sebesar 6,98% ytd.
Sementara itu, saham BBRI parkir di zona merah 0,46% menuju level Rp5.375. Dalam sepekan, harga saham BBRI terkerek naik sebesar 3,86%, meskipun masih minus 6,11% sepanjang tahun berjalan.
Terakhir, saham BMRI turut mengalami pelemahan sebesar 1,35% ke level Rp7.300. Angka tersebut selisih tipis dibandingkan pekan lalu senilai Rp7.275, sekaligus menguat 20,66% secara ytd.
-------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.