Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi fluktuatif namun akan ditutup menguat di rentang Rp16.220 - Rp16.270 pada perdagangan hari ini, Selasa (17/6/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan pada sesi kemarin, Senin (16/6/2025) dengan menguat sebesar 38,50 poin atau 0,24% ke level Rp16.265 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar justru melemah 0,19%menuju 97,99.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa nilai tukar rupiah menguat di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global dan sikap hati-hati investor menjelang serangkaian keputusan suku bunga oleh bank sentral utama dunia.
Dia menuturkan pasar global kini diguncang oleh perkembangan geopolitik terbaru setelah Iran meluncurkan rudal ke Israel, termasuk Tel Aviv dan Haifa, yang menyebabkan kerusakan infrastruktur dan korban sipil. Serangan balasan dari Israel turut menambah eskalasi.
“Kondisi ini memicu kekhawatiran di antara para pemimpin dunia pada pertemuan G7 minggu ini bahwa pertempuran antara dua musuh lama tersebut dapat menyebabkan konflik regional yang lebih luas,” ujarnya dalam publikasi riset harian, Senin (16/6/2025).
Selain geopolitik, pelaku pasar juga mencermati agenda bank sentral global pekan ini. Bank of Japan dijadwalkan menggelar pertemuan pada Selasa (17/6), disusul Federal Reserve AS yang akan mengumumkan keputusan suku bunga pada Rabu (18/6). Diikuti oleh Bank of England, Bank Nasional Swiss, dan People’s Bank of China akan mengumumkan kebijakan suku bunga.
Baca Juga
Dari dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia kembali meningkat pada April 2025 sebesar US$800 juta menjadi US$431,55 miliar atau sekitar Rp7.197,76 triliun. Kenaikan ini terjadi seiring pelemahan rupiah setelah pengumuman tarif balasan AS terhadap sejumlah produk Indonesia.
Meski tumbuh 8,2% secara tahunan (year on year/YoY), struktur ULN dinilai tetap sehat dan terjaga. Hal ini terlihat dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) justru menurun menjadi 30,3% pada April 2025, dari 30,6% pada bulan sebelumnya. Selain itu, proporsi ULN jangka panjang mendominasi hingga 85,1% dari total utang.
ULN pemerintah mencapai US$208,8 miliar, tumbuh 10,4% YoY pada April, meningkat dibandingkan pertumbuhan Maret sebesar 7,6%. Kenaikan ini mencerminkan aktivitas penarikan pinjaman dan meningkatnya aliran modal asing ke pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Seiring dengan sentimen-sentimen tersebut, Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa (17/6/2025) akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di kisaran Rp16.220 - Rp16.270 per dolar AS.
Pukul 10.50 WIB, rupiah stagnan di level Rp16.265 per dolar AS.
Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau menguat 0,16% ke posisi 98,15.
Rupiah dibuka melemah 0,18% atau 29 poin ke level Rp16.294 per dolar AS pukul 09.15 WIB.
Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau menguat 0,24% ke posisi 98,23.