Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Jasa Marga (JSMR) Jelang Keputusan Divestasi Tol Trans Jawa di RUPSLB

Jasa Marga akan menggelar RUPSLB pada hari ini untuk membahas persetujuan atas aksi equity financing di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT).
Atas diskresi Kepolisian, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mendukung pemberlakuan rekayasa lalu lintas One Way hari ini, Jumat (05/04), sejak pukul 21.50 WIB dari KM 72 Cikampek (Jalan Tol Cipali) s.d KM 414 Gerbang Tol (GT) Kalikangkung Jalan Tol Batang-Semarang / JASA MARGA
Atas diskresi Kepolisian, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mendukung pemberlakuan rekayasa lalu lintas One Way hari ini, Jumat (05/04), sejak pukul 21.50 WIB dari KM 72 Cikampek (Jalan Tol Cipali) s.d KM 414 Gerbang Tol (GT) Kalikangkung Jalan Tol Batang-Semarang / JASA MARGA

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan analis tetap optimistis terhadap prospek kinerja saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), meskipun ada kekhawatiran mengenai keterlambatan pembayaran hasil divestasi 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT).

Jasa Marga akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini, Rabu (18/9/2024) mulai pukul 13.30 WIB. Satu-satunya pembahasan dalam rapat tersebut adalah persetujuan atas aksi equity financing di JTT.

BUMN pengelola jalan tol ini diketahui telah menandatangani Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) dengan konsorsium Metro Pacific Tollways Corp (MPTC) dan GIC Pte. Ltd. terkait divestasi 35% saham JTT pada 28 Juni 2024.

Manajemen JSMR menyatakan, proses divestasi JTT masih berproses dan diharapkan selesai pada September 2024. Namun, terdapat kekhawatiran di kalangan investor terkait indikasi tertundanya pembayaran kedua dari proses divestasi tersebut.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Richard Jerry menyampaikan bahwa kekhawatiran terhadap penundaan proses pembayaran divestasi JTT terlalu berlebihan.

Dia memandang JSMR dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya, bahkan jika pembayaran tahap kedua divestasi JTT tertunda. Hal ini dikarenakan pembayaran pertama yang mencakup 52% dari total transaksi sudah cukup untuk memenuhi kewajiban perseroan.

“Kami memperkirakan bahwa pertumbuhan volume lalu lintas saja sudah cukup untuk mengimbangi dampak peningkatan kepentingan minoritas yang disebabkan oleh divestasi JTT,” ujarnya dalam riset yang dipublikasikan pada 6 September 2024.

First Pacific Company Limited selaku induk MPTC, dalam keterbukaan informasi, mengungkapkan proses akuisisi 35% saham JTT milik Jasa Marga terdiri atas tiga tahap.

Pertama, konsorsium MPTC dan GIC menandatangani CSPA dengan Jasa Marga untuk menyepakati pembelian 6,2 miliar saham JTT atau setara 28,5% dari total saham. Nilai transaksi tersebut mencapai US$782 juta atau sekitar Rp12,82 triliun.

Kedua, konsorsium mengakuisisi 205,45 juta lembar saham atau 0,9% saham milik Koperasi Konsumen Karyawan Jalin Marga Sejahtera senilai US$25,9 juta atau Rp425 miliar. 

Ketiga, konsorsium akan menandatangani perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat (PPSB) seiring langkah JTT menerbitkan 1,2 miliar saham portepel senilai US$152,5 juta. 

Dengan demikian, total nilai divestasi 35% saham JTT milik perseroan kepada konsorsium MPTC dan GIC ditaksir mencapai US$960,3 juta atau sekitar Rp15,75 triliun. 

Sementara itu, dalam riset terbarunya, Jerry memperkirakan peningkatan kepemilikan minoritas di JTT tidak akan berdampak negatif terhadap laba bersih JSMR pada 2025.

BRI Danareksa merekomendasikan beli untuk saham JSMR dengan target harga Rp6.500 per saham. Optimisme ini dilandasi keyakinan bahwa kekhawatiran tentang jadwal pembayaran JTT dan peningkatan kepentingan minoritas dapat diatasi.

Pada awal sesi hari ini, saham JSMR berada di level Rp5.100 per saham atau mencerminkan kenaikan sebesar 4,72% year-to-date (YtD). Kendati masih bertumbuh sepanjang tahun berjalan, banderol itu melemah 6,42% dalam sebulan terakhir. 

Analis CGS International Bob Setiadi menuturkan penurunan harga saham JSMR dipicu oleh kekhawatiran investor bahwa beban bunga perseroan akan melonjak seiring dengan pengoperasian jalan tol baru pada periode 2024 – 2025.

Namun, Bob menilai harga saham JSMR ke depan akan didukung secara positif oleh keputusan suku bunga The Fed dan pengumuman hasil divestasi JTT. CGS menyematkan rekomendasi add untuk saham JSMR dengan target harga Rp6.350 per saham.

“Menegaskan kembali panggilan add karena kami berpikir JSMR akan diuntungkan dari lingkungan suku bunga yang menurun dan kami memperkirakan pertumbuhan laba inti sebesar 9% pada periode fiskal 2025,” ujarnya dalam riset. 

 

---------------------------

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper