Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkeu Lelang 7 Seri Surat Utang (SUN) Hari ini, Incar Dana Rp33 Triliun

Kemenkeu mengincar dana hingga Rp33 triliun melalui lelang 7 seri Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini, Selasa (20/8/2024).
Kemenkeu mengincar dana hingga Rp33 triliun melalui lelang 7 seri Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini, Selasa (20/8/2024), untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan APBN 2024/Bisnis - Annasa Rizki Kamalina
Kemenkeu mengincar dana hingga Rp33 triliun melalui lelang 7 seri Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini, Selasa (20/8/2024), untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan APBN 2024/Bisnis - Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mengincar dana hingga Rp33 triliun melalui lelang 7 seri Surat Utang Negara (SUN) pada hari ini, Selasa (20/8/2024).

Dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan APBN 2024. Kemenkeu RI menetapkan target maksimal sebesar Rp33 triliun, sedangkan target indikatif Rp22 triliun.

Lelang dibuka pada pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB, sementara itu tanggal setelmen jatuh pada Kamis (22/8/2024).

Berdasarkan pengumuman di laman resmi DJPPR Kemenkeu, ada 2 jenis SUN yang dilelang yaitu Surat Perbendaharaan Negara (SPN) sebanyak 2 seri dan Obligasi Negara (ON) sebanyak 5 seri.

Secara terperinci, seri SPN yang akan dilelang yakni SPN03241120 (New Issuance) yang jatuh tempo pada 20 November 2024, dan SPN12250807 (Reopening) yang jatuh tempo pada 7 Agustus 2025.

Keduanya memiliki tingkat kupon diskonto dengan alokasi pembelian non-kompetitif maksimal 50% dari yang dimenangkan.

Selanjutnya, ada 5 seri obligasi negara yang ditawarkan yakni FR0104 (New Issuance), FR0103 (Reopening), FR0098 (Reopening), FR0097 (Reopening), FR0102 (Reopening). Alokasi pembelian seri ON maksimal 30% dari seluruh lelang yang dimenangkan.

Tingkat kupon obligasi negara yang ditawarkan pun bervariatif, mulai dari 6,75% hingga 7,12%. Sementara itu periode jatuh tempo mulai dari 2030 hingga 2054.

Perlu diketahui, penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI). Lelang bersifat terbuka (open auction), menggunakan metode harga beragam (multiple price). SUN yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp1 juta.

"Pemerintah memiliki hak untuk menjual ketujuh seri SUN tersebut lebih besar atau lebih kecil dari jumlah indikatif yang ditentukan. SUN yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp1 juta," tulis DJPPR Kemenkeu.

Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif (competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan.

Sementara itu, pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif (non-competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang (weighted average yield) dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.

Pada prinsipnya, semua pihak baik investor individu maupun institusi, dapat menyampaikan penawaran pembelian (bids) dalam lelang. Namun dalam pelaksanaannya, penyampaian penawaran pembelian harus melalui peserta lelang sebagaimana diatur dalam PMK No. 168/PMK.08/2019.

Adapun BNI Sekuritas menyatakan dengan mempertimbangkan kondisi pasar, pihaknya melihat adanya potensi peningkatan demand.

"Berdasarkan kondisi pasar terkini, kami memperkirakan total incoming bid akan berada di kisaran Rp50-70 triliun," katanya.

Sementara itu, harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup menguat pada sesi perdagangan kemarin (19/8). Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 4 basis poin ke level 6,52%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 3 basis poin menjadi 6,66%.

Berdasarkan data Bloomberg, menunjukkan level yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 3 basis poin menjadi 6,69%. Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range untuk pekan ini, yaitu di kisaran 6,64-6,84%.

Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp17,1 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp12,3 triliun.

Adapun FR0098 dan FR0097 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing-masing sebesar Rp3,2 triliun dan Rp2,0 triliun. Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,4 triliun.

Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi ini akan menarik bagi para investor, di antaranya FR0081, FR0047, FR0052, FR0082, FR0085, FR0073, FR0054, FR0091, FR0058.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper