Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Emiten Kawasan Industri: SSIA Balikkan Rugi, DMAS Tancap Gas

Mayoritas emiten kawasan industri mencetak penurunan laba bersih semester I/2024, dan hanya DMAS dan SSIA yang tumbuh positif.
Ilustrasi kawasan industri. Kantor PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BeFa) Square di area komersial Kawasan Industri MM2100./befa.id
Ilustrasi kawasan industri. Kantor PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BeFa) Square di area komersial Kawasan Industri MM2100./befa.id

Laba Tiga Emiten Kawasan Industri Turun

Di sisi lain, PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA), PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. (BEST), dan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) kompak menorehkan penurunan laba bersih sepanjang enam bulan pertama tahun ini. 

AKRA mencatatkan laba bersih semester I/2024 sebesar Rp1 triliun. Dibandingkan rapor tahun lalu yang meraih laba Rp1,03 triliun, cuan perseroan turun 2,71% secara tahunan. 

Koreksi laba bersih AKRA sejalan dengan kinerja pendapatan yang turun dari posisi Rp19,85 triliun pada semester I/2023, menjadi Rp18,65 triliun sepanjang Januari – Juni 2024.

Dari jumlah ini, pendapatan segmen perdagangan dan distribusi menurun dari posisi Rp18,68 triliun menjadi Rp17,29 triliun. Adapun segmen kawasan industri menyumbang pendapatan Rp672,62 miliar, tumbuh 9,67% YoY. 

Presiden Direktur AKRA Haryanto Adikoesoemo mengatakan penurunan pendapatan disebabkan oleh beberapa faktor perlambatan ekonomi, seperti normalisasi harga jual rata-rata dan kondisi cuaca yang mempengaruhi operasional.

“Perseroan berekspektasi kondisi ini akan membaik pada semester II/2024,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dipublikasikan baru-baru ini.

Untuk memitigasi penurunan ke depan, AKRA bakal menerapkan model bisnis formula-based price dengan MOPS sebagai acuan. Memungkinkan perseroan melakukan passthrough harga produk ke konsumen, sehingga dapat mengelola risiko harga dan biaya. 

Sementara itu, KIJA membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp49,82 miliar atau merosot 75,69% secara tahunan. 

Wakil Direktur Utama Budianto Liman mengatakan penurunan laba bersih diakibatkan oleh pergerakan valuta asing (valas), yang membuat perseroan mencetak kerugian valas Rp285 miliar. Berbalik dari keuntungan tahun lalu senilai Rp312,3 miliar. 

KIJA pada paruh tahun ini mencetak total pendapatan Rp2,37 triliun, meningkat 36% YoY. Kontributor terbesar pendapatan berasal dari penjualan segmen tanah yang meraih Rp1,14 triliun, naik dari posisi tahun lalu Rp811,31 miliar. 

Selanjutnya, BEST mengakumulasikan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp10,91 miliar, merosot 91,54% dibandingkan tahun lalu yang meraih laba Rp128,96 miliar.  

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper