Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Induk Tokopedia Bytedance Bersiap PHK, Apakah Gara-Gara Merger?

Tokopedia dan ShopTokopedia diisukan bakal melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) setelah saham mayoritas dilepaskan oleh GOTO kepada Bytedance
Warga mengakses aplikasi Tiktok di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mengakses aplikasi Tiktok di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Tokopedia dan ShopTokopedia diisukan bakal melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) setelah saham mayoritas dilepaskan oleh GOTO kepada Bytedance. Apakah hal tersebut akibat merger dengan Tiktok?

Melansir dari Bloomberg, keputusan Bytedance untuk melakukan PHK akan berdampak pada sekitar 450 karyawan dari total karyawan unit bisnis e-commerce di dalam negeri. Adapun Manajemen Bytedance memastikan mereka yang terkena dampak PHK akan menerima gaji penuh selama satu bulan sebagai bentuk dukungan selama masa transisi.

Selain itu, para karyawan yang terdampak akan menerima pesangon yang sesuai dengan masa kerja masing-masing. Pengamat Teknologi dan Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menilai aksi korporasi itu tidak dapat dihindari oleh sebuah perusahaan yang melakukan merger.

Pasalnya ada bagian yang tidak efisien setelah terjadi penggabungan. Oleh sebab itu dia berharap, kalaupun ada PHK akan menimbulkan efek yang minim.  “PHK yang terjadi di Tokopedia ini bukan tech winter. Memang banyak perusahaan lain yang PHK, yang disebabkan oleh tech winter, seperti kalah bersaing, tidak bisa mencapai unicorn, teknologi yang sudah using, tidak ada pendanaan dan lainnya. Nah, ini akan berimbas pada efisiensi yang berujung pada PHK karyawan. Namun di Tokopedia ini jelas berbeda,” ujar Heru Sutadi dalam keterangannya, Jumat (14/6/2024).

Dia menjelaskan PHK akibat merger juga pernah terjadi pada Indosat Ooredoo Hutchison yang menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi besar di Indonesia. Setelah merger dengan Hutchison 3 Indonesia, perusahaan ini memutuskan untuk merampingkan struktur organisasinya, yang berujung pada pengurangan sejumlah posisi pekerjaan.

Dengan begitu perseroan dapat menghindari redundansi dan memastikan bahwa perusahaan dapat beroperasi secara lebih efisien pasca-merger.

Adapun Meta Platforms Inc yang menjadi perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp pada 2022 yang mengumumkan PHK besar-besaran. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap penurunan pendapatan dan perubahan prioritas strategis perusahaan.

Oleh sebab itu Heru menilai langkah yang diambil Bytedance tidak hanya mencerminkan dinamika internal perusahaan, tetapi juga menyoroti tren global oleh perusahaan teknologi besar yang melakukan penyesuaian signifikan dalam struktur organisasinya untuk tetap kompetitif di tengah tantangan ekonomi yang semakin kompleks.

Heru berharap langkah ini dapat memperkuat posisi perusahaan dalam jangka panjang agar dapat terus berinovasi dan berkembang.

Di sisi lain, Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) merespons kabar terkait pemutusan hubungan kerja atau PHK yang bakal dilakukan induk TikTok, ByteDance, terhadap 450 karyawan Tokopedia pada bulan ini. 

Sekretaris Perusahaan GOTO R.A Koesoemohadiani mengatakan bahwa perseroan merupakan pemegang saham dan bukan pengendali minoritas. Oleh sebab itu, GOTO meyakini Tokopedia melakukan tinjauan atas efektivitas dari organisasinya. 

“Segala keputusan yang diambil oleh PT Tokopedia merupakan hal yang akan ditentukan secara penuh oleh manajemen PT Tokopedia,” ujarnya dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip pada Kamis (13/6/2024). 

Koesoemohadiani menambahkan GOTO juga meyakini manajemen Tokopedia akan mengambil keputusan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, sehubungan dengan pengelolaan kegiatan usaha dengan mempertimbangkan berbagai penilaian. 

Di sisi lain, dia mengklarifikasi bahwa Tokopedia tidak memiliki rencana untuk menghentikan hampir 80% dari layanan operasional perusahaan. 

“Sepanjang pengetahuan terbaik Perseroan, dalam kapasitas GOTO sebagai pemegang saham bukan pengendali minoritas PT Tokopedia, tidak ada rencana penghentian hampir 80% layanan Tokopedia,” ujar Koesoemohadiani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper