Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten-emiten di sektor energi menikmati kenaikan harga saham sejak awal tahun ini, dengan saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) menjadi saham tercuan. Analis melihat rotasi saham oleh investor asing menjadi salah satu penyebab kenaikan saham-saham di sektor energi.
Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan penguatan indeks IDXEnergy sebesar 7,7% secara year-to-date (YTD), salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga komoditas energi seperti minyak dan gas yang telah memberikan dorongan kuat bagi saham-saham di sektor ini.
"Permintaan energi global yang meningkat, terutama setelah pandemi, telah mendorong harga-harga komoditas energi naik, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan dan profitabilitas perusahaan-perusahaan energi," kata Hendra, Senin (10/6/2024).
Kedua, kata Hendra, terdapat indikasi bahwa investor asing telah merotasi investasinya ke sektor energi. Hendra menuturkan data menunjukkan adanya arus masuk investasi asing ke saham-saham energi, yang mencari peluang di sektor yang dianggap memiliki prospek baik di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Selain itu, lanjutnya, kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan energi dan infrastruktur terkait juga berkontribusi terhadap penguatan sektor ini.
"Pemerintah Indonesia terus mendorong investasi di sektor energi untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor energi, yang menjadi sentimen positif bagi investor," tutur Hendra.
Baca Juga
Secara keseluruhan, lanjut Hendra, kombinasi dari kenaikan harga komoditas, rotasi investasi asing, dan kebijakan pemerintah yang mendukung telah membuat sektor energi menjadi salah satu sektor yang paling menguntungkan di pasar saham Indonesia tahun ini.
Berdasarkan data Terminal Bloomberg, saat ini saham DSSA menjadi saham di sektor energi dengan kenaikan harga tertinggi sejak awal tahun, yakni 140%. Peningkatan ini disusul oleh saham PGAS yang naik 40,54%, ADRO yang meningkat 26%, PTBA naik 18,55%, dan AKRA yang naik 12,54%.
Sementara itu, apabila melihat price to earning ratio-nya, saham DSSA memiliki PER sebesar 22,52 kali, PGAS 4,54 kali, dan ADRO 3,67 kali. Kemudian PTBA dengan PER 9,03 kali dan AKRA sebesar 13,61 kali.
Di sisi lain, saham CUAN milik konglomerat Prajogo Pangestu menjadi saham energi yang menjadi pemberat indeks energi. Saham CUAN telah melemah 38,55% dan menjadi pemberat indeks energi sebesar 43,51%. Selain itu, saham CUAN juga memiliki PER yang cukup tinggi dibandingkan perusahaan sejenis, yakni sebesar 50,07 kali.
Setelah CUAN, saham-saham yang menjadi pemberat IDXEnergy adalah saham BYAN yang telah melemah 11,56% YTD, saham BIPI yang turun 39,05% YTD, BUMI yang turun 5,88% YTD, dan ENRG yang melemah 20% sejak awal tahun.
-------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.