Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alarm untuk Saham ASII Kembali Menyala

Ada risiko bagi saham Astra (ASII) dengan inovasi terbaru dari BYD.
Menteri Sekretaris Negara, Pratikno bersama dengan PT Toyota-Astra Motor melakukan serah terima kendaraan elektrifikasi berteknologi Battery Electric Vehicle (BEV) untuk kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali. Dok. Kemensetneg
Menteri Sekretaris Negara, Pratikno bersama dengan PT Toyota-Astra Motor melakukan serah terima kendaraan elektrifikasi berteknologi Battery Electric Vehicle (BEV) untuk kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali. Dok. Kemensetneg

Bisnis.com, JAKARTA - Alarm tanda bahaya untuk saham PT Astra International Tbk. (ASII) kembali menyala. Pasalnya, produsen mobil listrik asal China, BYD Auto Co. Ltd meluncurkan mobil berteknologi hibrida terbaru.

Sebagaimana diketahui, emiten konglomerasi itu masih mengandalkan mobil hybrid sebagai tulang punggung penjualan di segmen kendaraan listrik (EV), salah satunya yakni Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid.

Alhasil, dengan meluncurnya model anyar dari produsen asal Negeri Tirai Bambu tersebut, pangsa pasar ASII kembali berisiko terguncang, begitu pula dengan harga sahamnya. Hingga Jumat (31/5/2024) saham ASII ambles 24,07 % secara year-to-date (ytd) dan parkir di level Rp4.290 per saham.

Sepanjang Mei 2024, saham ASII mayoritas parkir di zona merah, dan terpantau hanya 6 kali menguat. Adapun, Price to Earning Ratio (PER) ASII di level 5,82 kali, sedangkan Price to Book Value (PBV) di level 0,84 kali.

Tim Riset Stockbit Sekuritas mengatakan BYD resmi mengumumkan peluncuran mobil plug-in hybrid (PHEV) berteknologi terbaru DM 5.0 di China pada Selasa (28/5/2024) yang berisiko negatif bagi ASII. Ditinjau spesifikasinya, konsumsi BBM diklaim lebih efisien yakni 34,5 km per liter. 

Harga untuk versi DM 5.0 ini akan dimulai dari 99,8 ribu yuan atau setara Rp220 juta. Namun, harga mobil BYD tersebut berpotensi lebih tinggi jika masuk ke Indonesia akibat dikenakan pajak, seperti pajak impor dan PPnBM.

Meski belum ada informasi resmi apakah BYD PHEV DM 5.0 model Qin L sedan dan Seal 06 sedan akan dipasarkan di Indonesia, namun tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi. Mengingat, BYD telah masuk ke Indonesia sejak awal 2024 dan telah membeli lahan untuk fasilitas produksi di Subang, Jawa Barat.

"Dengan harga jual yang jauh lebih terjangkau, potensi kehadiran mobil hybrid dari BYD dapat menimbulkan dampak negatif bagi pangsa pasar ASII," tulis Tim Riset Stockbit Sekuritas, dikutip Jumat (31/5/2024).

Hingga saat ini, BYD baru memasarkan tiga model kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) di Indonesia, yakni Dolphin SUV, Atto 3 SUV, dan Seal yang bertipe sedan. Produk tersebut masing-masing memiliki harga mulai dari Rp425 juta, Rp515 juta, dan Rp629 juta.

"Segmen mobil hybrid sendiri memiliki pertumbuhan yang cepat di Indonesia, di mana ASII merupakan market leader di segmen hybrid dengan pangsa pasar hingga 72,5% per 2023," katanya.

Sebagai informasi, mobil hybrid andalan ASII seperti Innova Zenix Hybrid memiliki konsumsi BBM 18,8 km per liter, dan Yaris Cross Hybrid konsumsi BBM 27 km per liter. 

Keduanya memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan BYD, masing-masing mulai Rp430 juta dan Rp367 juta. Secara kontribusi, mobil hybrid menyumbang 7% dari volume penjualan mobil ASII pada 2023.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan mobil listrik secara wholesales mencapai 5.201  unit pada April 2024, naik 23,56% dari 4.209 unit dibandingkan April 2023 atau secara year-on-year (YoY). 

Secara rinci, mobil berteknologi battery electric vehicle (BEV) mencapai 1.827 unit atau sekitar 35,12% dari total wholesales pada April 2024. Kemudian hybrid (HEV) sebanyak 3.367 unit sekitar 64,73%, sedangkan untuk plug-in hybrid (PHEV) hanya 7 unit atau 0,13%.

Di lain sisi, Toyota masih memimpin penjualan untuk mobil hybrid dengan total 1.734 unit pada April 2024 dengan Innova Zenix Hybrid menjadi model yang paling diminati.

Ditinjau secara keseluruhan, ASII mencatatkan penjualan mobil tembus 26.908 unit pada April 2024, atau turun 22,49% secara year-on-year (yoy) dibandingkan penjualan pada April 2023 sebesar 34.717 unit. Meskipun penjualan mobil turun, pangsa pasar ASII naik menjadi 56%. 

Analis Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli menambahkan, belum lama ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa peraturan untuk insentif mobil hybrid akan segera diterbitkan. Namun saat ini insentif tersebut masih dalam pembahasan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 

"Kami percaya bahwa hal ini akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan terhadap penjualan HEV di Indonesia dan memungkinkan mereka untuk tetap kompetitif dalam hal pertumbuhan penjualan dibandingkan BEV," ujar Christopher dikutip Jumat (31/5/2024).

Dia pun mempertahankan peringkat overweight untuk sektor otomotif meskipun penjualan otomotif melemah pada April 2024. Christopher mengharapkan pemulihan pada Mei 2024, namun diperkirakan masih lemah karena adanya beberapa hari libur, meskipun berpotensi melebihi angka penjualan April.

"Saat ini kami merekomendasikan trading buy untuk saham ASII dengan target harga Rp6.050 per saham. Target harga ini telah mempertimbangkan hasil penjualan mobil terbaru dan potensi perkiraan penjualan mobil yang rendah untuk sisa tahun 2024 dan normalisasi harga komoditas," pungkasnya.

Respons ASII Soal Investasi BYD

Meski pemerintah menggelar karpet merah bagi produsen mobil listrik asal China, BYD Auto Co. Ltd. untuk berinvestasi membangun pabrik di Indonesia, namun ASII merespons hal tersebut sebagai persaingan yang positif. 

Perlu diketahui, mengacu Peraturan Presiden (Perpres) No 79 Tahun 2023, pemerintah akan memberikan insentif pajak kepada produsen mobil yang membangun pabrik kendaraan listrik atas impor CBU dengan keringanan PPnBM dan bea masuk 0% hingga 2025. Oleh sebab itu, BYD akan segera melakukan groundbreaking pabrik mobil listrik yang diestimasikan pada Juli 2024.

Head of Investor Relations ASII Tira Ardianti mengatakan, dengan hadirnya BYD di pasar otomotif Indonesia merupakan hal yang positif, karena dengan adanya persaingan dapat memacu bisnis perseroan untuk terus berinovasi.

Alarm untuk Saham ASII Kembali Menyala

“Itu hal yang positif dengan adanya persaingan. Jadi, kadangkala kompetisi itu justru memacu kami untuk bagaimana terus berinovasi, untuk bisa lebih baik," ujar Tira saat ditemui Bisnis pada Maret 2024 lalu.

Lebih lanjut dia mengatakan, agar bisnis Astra lebih sustainable ke depan, perseroan terus berinovasi dan melakukan berbagai improvement atau peningkatan dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumen.

"Jadi, ya tidak apa-apa kompetisi itu hal yang biasa, dari dulu juga kan pemain datang dan pergi, malah bagus semakin banyak pemain artinya kan menunjukkan bahwa mereka optimis dengan pasar Indonesia, dan pasarnya terus bertumbuh," ujarnya. 

Saat ini, ASII memasarkan 6 model mobil battery electric vehicle (BEV) dan 13 model mobil hybrid electric vehicle (HEV) di Indonesia, di bawah merek Toyota, Lexus dan BMW. Selain itu, perseroan juga menjual sepeda motor listrik EM1 e, di bawah merek Honda.

Untuk model BEV, Astra memiliki Lexus UX, Toyota bZ4x dan Lexus RZ. Selanjutnya untuk segmen PHEV ASII memiliki Toyota Rav4 dan Lexus RX. Sedangkan segmen HEV Astra yaitu Innova Zenix, Yaris Cross, dan beberapa model hybrid lainnya. 

Ke depan, Tira mengatakan Astra akan terus memperkenalkan model-model kendaraan listrik baru, baik dari segmen BEV maupun Hybrid. Tak hanya itu, ASII juga mendorong infrastruktur kendaraan listrik. 

---

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper