Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global berpotensi menguat kembali dan berpeluang menembus rekor tertinggi pada perdagangan hari ini, Selasa (21/5/2024), seiring dengan penantian investor akan sinyal penurunan suku bunga oleh The Fed.
Pada perdagangan Senin (20/5/2024), Harga emas di pasar spot naik 1% menjadi $2,438.44 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi US$2,449.89 di awal sesi. Sementara emas berjangka AS naik 1,1% menjadi US$2,442.60.
Penguatan harga emas ditopang oleh tren inflasi AS yang melambat meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera melakukan penurunan suku bunga tahun ini.
Data minggu lalu menunjukkan tanda-tanda penurunan inflasi dan para pedagang kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga AS sebesar 65% pada bulan September.
Indeks dolar tetap lemah, membuat emas batangan yang dihargakan dalam greenback lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Melemahnya dolar AS dan ekspektasi Federal Reserve diperkirakan akan segera menurunkan suku bunga telah membantu harga emas, kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan di Capital.com.
Baca Juga
Emas batangan dikenal sebagai lindung nilai inflasi, namun suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Risalah pertemuan kebijakan terakhir The Fed yang dijadwalkan pada hari Rabu (22/15) bersama dengan komentar dari sejumlah pembicara The Fed akan menjadi perhatian investor untuk minggu ini.
“Harga emas merosot ke rekor tertinggi menjelang pembukaan (pasar) China pada hari Senin. Namun karena langkah tersebut belum terkonfirmasi oleh melemahnya dolar AS, tampaknya hal ini tertahan oleh kenaikan harga logam berjangka di bursa Tiongkok,” kata analis senior City Index, Matt Simpson.
Sementara itu, Analis Komoditas Lukman Leong mengatakan, harga emas berpotensi kembali naik pada pekan ini. Investor mengantisipasi serangkaian pidato oleh pejabat The Fed, terutama Ketua Fed Jerome Powell yang diharapkan akan kembali bernada dovish atau melunak.
"Tidak ada data ekonomi penting AS minggu ini, namun banyak pejabat The Fed yang akan memberikan pidato, termasuk Powell dan risalah pertemuan FOMC," ujar Lukman kepada Bisnis, dikutip Selasa (21/5/2024).
Sebagaimana diketahui, Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed masih menahan suku bunga di kisaran 5,25% hingga 5,5% pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Mei 2024.
Adapun, indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) atau inflasi AS dilaporkan naik 3,4% secara year-on-year (YoY) pada April 2024.
Menurut data pemerintah AS yang dirilis Rabu (15/5/2024), CPI yang tidak termasuk biaya makanan dan energi, meningkat 0,3% dari Maret 2024, menurun untuk pertama kalinya dalam enam bulan.
Dalam laporannya, Biro Statistik Tenaga Kerja AS menyatakan, tempat tinggal dan bahan bakar menyumbang lebih dari 70% kenaikan tersebut.
Meskipun angka-angka tersebut mungkin memberikan harapan kepada The Fed bahwa inflasi akan melanjutkan tren penurunannya, para pejabat ingin melihat angka-angka tambahan untuk mendapatkan kepercayaan diri yang mereka perlukan untuk mulai memikirkan pemotongan suku bunga.
Lebih lanjut dia mengatakan, pelaku pasar menaruh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed akan terjadi pada September 2024, dengan probabilitas sebesar 67% saat ini, menurut CME Fedwatch Tool.
"Sentimen lain yang perlu diperhatikan terkait harga emas tentunya situasi di Timur Tengah. Prediksi harga emas pekan ini berada di rentang US$2.350 hingga US$2.430 per troy ounce," katanya.
Emas spot melemah 0,41% atau 9,95 poin ke US$2.415,36 per troy pukul 12.15 WIB
Lebih lanjut emas Comex kontrak Juni 2024 juga turun 0,86% atau 21 poin ke US$2.417,50 per troy ounce.
Emas spot melemah 0,56% atau 13,70 poin ke US$2.411,61 per troy pukul 10.25 WIB
Lebih lanjut emas Comex kontrak Juni 2024 juga turun 0,80% atau 19,50 poin ke US$2.419,00 per troy ounce.