Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Titik Balik Kinerja Garuda Indonesia hingga Portofolio SBN

Titik balik kinerja Garuda Indonesia hingga portofolio SBN menjadi berita  pilihan editor BisnisIndonesia.id yang terangkum dalam Top 5 News BisnisIndonesia.id
Top 5 News. Sumber: Canva
Top 5 News. Sumber: Canva

Bisnis, JAKARTA—Emiten maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menargetkan kinerja keuangan dan fundamental berbalik positif pada 2024. Hal ini seiring pemulihan pendapatan dan efisiensi yang dilakukan.

Titik balik kinerja Garuda Indonesia hingga portofolio SBN menjadi berita  pilihan editor BisnisIndonesia.id yang terangkum dalam Top 5 News BisnisIndonesia.id edisi Senin  (13/5/2024). Berikut selengkapnya:

1. Langit Cerah Garuda (GIAA) Terbangkan Kinerja 2024

Emiten maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menargetkan kinerja keuangan dan fundamental berbalik positif pada 2024. Hal ini seiring pemulihan pendapatan dan efisiensi yang dilakukan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebutkan pihaknya menargetkan kerugian yang diderita GIAA dapat berbalik positif pada tahun ini. Perbaikan pada sisi laba bersih, lanjutnya, akan ditopang oleh pertumbuhan pendapatan yang ditargetkan double digit.

“[Target berbalik laba] tahun ini, kalau kita bisa melakukan evaluasi pencatatan akuntansi bukan hanya equity tapi juga profitabilitas terdampak. Pertumbuhan double digit lah,” kata Irfan kepada wartawan, Minggu (12/5/2024).

Guna dapat mencapai target tersebut, Irfan menyebut GIAA menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex)yang tidak terlalu banyak. Namun dia enggan merincikan.

Sementara itu, anggaran belanja operasi (operational expenditure/opex) juga akan digunakan untuk rencana penambahan 8 armada pesawat baru sepanjang 2024.

“Untuk capex kita ga banyak. Rencananya tambah maskapai 8, masuk ke opex karena sewa,” kata dia.

2.Mengerem Laju Penurunan Industri Otomotif Nasional

Laju pertumbuhan ekonomi yang masih terjal, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, hingga suku bunga yang masih tinggi memberikan sentimen negatif terhadap industri otomotif di dalam negeri.

Lesunya penjualan mobil dan sepeda motor domestik hingga bulan ke-4 tahun ini mencerminkan masih beratnya tantangan yang harus dilalui industri otomotif nasional. Terlebih, perekonomian Indonesia juga masih menantang ke depannya.

Berkaca pada data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil domestik baik secara wholesales maupun retail pada Januari—April 2024 masih tercatat melemah.

Adapun, penjualan mobil domestik secara wholesales pada Januari—April 2024 mencapai 263.706 unit, turun 22,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 341.582 unit. Sementara itu, penjualan mobil secara ritel pada Januari—April 2024 sebesar 289.551 unit, turun 14,8% secara year-on-year (YoY) yang pada periode sama tahun lalu mencapai 339.954 unit.

Tidak jauh berbeda, data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) juga menunjukkan pelemahan penjualan sepeda motor domestik yang pada Januari—April 2024 mencapai 2,15 juta (2.154.226) unit, turun 1,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,17 juta (2.178.396) unit.

Khusus untuk penjulan kendaraan roda empat, Gaikindo mencatat pada April tahun ini total penjualan mobil secara wholesales mencapai 48.637 unit, turun 34,9% dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebanyak 74.724 unit. Dari sisi ritel, penjualan mobil pada April mengemas angka 58.779 unit, turun 28,4% dibandingkan dengan Maret sebanyak 82.088 unit.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan April tahun lalu, penjualan mobil wholesales turun 17,5%, sedangkan penjualan ritel pada periode yang sama turun 14,2%. Faktor paling signifikan yang memicu lesunya penjualan mobil pada April tahun ini adalah libur Lebaran yang membuat hari kerja kian pendek.

3.Lagi-Lagi Alarm Waspada Kredit Macet Fintech

Secara industri Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga sebelumnya telah mencatatkan bahwa industri fintech mengalami tren kenaikan kredit macet. Lantas apakah sektor pertanian memiliki yang lebih tinggi?

 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pencabutan terhadap TaniFund dilakukan lantaran platform tersebut dikenakan penegakan kepatuhan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu tidak memenuhi ketentuan ekuitas minimum, serta tidak melaksamakan rekomendasi pengawasan OJK. Pencabutan izin tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-19/D.06/2024 tanggal 3 Mei 2024.

 Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Entjik S. Djafar mengatakan pencabutan izin tersebut bertujuan agar industri fintech P2P lending tetap sehat dan berkelanjutan. Entjik memastikan pihaknya selalu mengimbau agar semua anggota selalu taat terhadap aturan dalam pemberian kredit.

“Tentunya dengan mengedepankan prinsip kehati-harian, agar tetap dijalur yang sehat,” kata Entjik kepada Bisnis, Minggu (12/5/2024).

Menurutnya, yang menjadi kunci untuk industri adalah  manajemen risiko dari platform fintech P2P lending harus kuat, sehingga pemberian kredit comply dengan aturan dan prudent. Dia menambahkan setiap sektor industri masing-masing memiliki risiko yang berbeda-beda satu sama lain.

4.Adu Nasib Cuan Bank Afiliasi Taipan Chairul Tanjung

Bank afiliasi konglomerat Chairul Tanjung rata-rata mencatatkan kinerja jeblok sepanjang awal tahun ini.

Sekadar informasi, Chairul Tanjung menggenggam kepemilikan di PT Bank Mega Tbk. (MEGA) melalui PT Mega Corpora dengan porsi 58,02%. Bank Mega membukukan laba bersih Rp802,51 miliar pada kuartal I/2024. Catatan tersebut merosot 18,55% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp985,38 miliar.

Begitu juga bank syariah milik Chairul Tanjung, PT Bank Mega Syariah (BMS) juga mencatatkan penurunan laba hingga 35,98% yoy menjadi Rp50,06 miliar pada kuartal I/2024, dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp78,2 miliar.

Selain itu, Chairul Tanjung juga menggenggam kepemilikan saham di beberapa bank daerah, seperti di PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah (Bank Sulteng) dengan porsi 24,9%. Selain itu, terdapat porsi kepemilikan 24,82% di PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo atau BPD Sulutgo (BSG). Kedua BPD portofolio Chairul Tanjung itu juga membukukan kinerja laba yang jeblok pada awal tahun ini.

Bank Sulteng misalnya mencatatkan penurunan laba 16,09% yoy menjadi Rp61,74 miliar pada kuartal I/2024.Lalu, Bank Sulutgo mencatatkan penurunan laba bersih 5,34% yoy dari Rp78,87 miliar pada kuartal I/2023 menjadi Rp74,65 miliar pada kuartal I/2024.

5.BI Merespons Modal Asing Rp46,61 Triliun Keluar dari Pasar SBN Sepanjang 2024

Bank Indonesia (BI) mencatat aliran keluar modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) telah mencapai Rp46,61 triliun hingga 7 Mei 2024 (year-to-date/YtD).

“Selama 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 7 Mei 2024, nonresiden jual neto Rp46,61 triliun di pasar SBN,” kata Direktur Departemen Komunikasi BI Fadjar Majardi dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (10/5/2024).

Pada periode yang sama, Fadjar menyampaikan bahwa terjadi aliran masuk modal asing, baik di pasar saham maupun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Aliran modal asing yang masuk ke pasar saham tercatat sebesar Rp3,83 triliun hingga 7 Mei 2024. Sementara itu, inflow di SRBI lebih tinggi, mencapai Rp31,43 triliun.

Adapun, pada pekan kedua Mei 2024, Fadjar menyampaikan bahwa terjadi aliran masuk modal asing sebesar Rp4,04 triliun. Di sisi lain, yield SBN 10 tahun naik ke 6,94% per 8 Mei 2024.

Dia merincikan pembelian SBN oleh nonresiden di pasar keuangan domestik adalah sebesar Rp2,36 triliun pada 6-7 Mei 2024. Di SRBI, tercatat aliran masuk modal asing sebesar Rp3,58 triliun. 

Di sisi lain, di pasar saham, masih terjadi aliran modal keluar, yang mencapai Rp1,90 triliun pada pekan kedua Mei 2024 ini.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa kembali masuknya aliran modal asing di pasar keuangan domestik, salah satunya didorong oleh kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate pada April lalu.

Sebagaimana diketahui, BI menaikkan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur April 2024 sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, sebagai upaya untuk mendukung stabilitas rupiah karena volatilitas pasar keuangan global yang meningkat.

“Ini membuktikan respons kebijakan BI-Rate maupun kenaikan suku bunga SRBI memang berhasil menarik masuk aliran modal asing yang pada minggu-minggu sebelumnya yang sejak Ramadan terjadi outflow,” kata Perry.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : BisnisIndonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper