Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Nikkei Tersungkur Jelang Laporan Tenaga Kerja AS

Mayoritas saham pada indeks Nikkei Jepang anjlok lebih dari 2% pada penutupan perdagangan sesi I, Jumat (5/4/2023), jelang rilis data tenaga kerja AS.
Bursa Saham Tokyo./Kiyoshi Ota - Bloomberg
Bursa Saham Tokyo./Kiyoshi Ota - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas saham pada indeks Nikkei Jepang anjlok lebih dari 2% ke level terendah tiga minggu pada penutupan perdagangan sesi I, Jumat (5/4/2023), menempatkannya pada minggu terburuk sejak Desember 2022 karena merosotnya saham-saham sektor teknologi.

Investor juga berhati-hati menjelang laporan utama ketenagakerjaan bulanan AS yang akan dirilis hari ini, dengan prospek kapan Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya menjadi semakin tidak jelas pada minggu ini.

Mengutip Reuters, Indeks Nikkei (.N225), turun 2,42%, atau 961 poin, menjadi 38,812.24, pada reses tengah hari, menjadikan kerugian minggu ini menjadi 3,86%.

“Faktor terbesar penurunan Nikkei adalah teknikal,” kata Kazuo Kamitani, ahli strategi ekuitas di Nomura Securities.

Indeks acuan ini bersiap untuk mengalami kerugian mingguan kedua, setelah naik ke level tertinggi sepanjang masa di 41.087,75 pada 22 Maret.

Rata-rata pergerakan 25 hari berubah lebih rendah pada hari Jumat, dan jika tetap seperti itu, "ada risiko bahwa Nikkei akan turun lagi setelahnya," katanya.

“Rata-rata pergerakan 25 hari memiliki tarikan gravitasi yang misterius, dan menjadi fokus pasar,” Kamitani menambahkan.

"Sepanjang minggu depan, pergerakan pasar saham mungkin akan sedikit fluktuatif."

Saham sektor chip termasuk yang mengalami penurunan terbesar pada hari Jumat, dengan Tokyo Electron (8035.T) turun hampir 5% dan memangkas 192 poin dari Nikkei. Advantest (6857.T) menghapus 78 poin lagi dengan penurunan 4,7%.

Perusahaan yang mengalami kerugian besar lainnya termasuk investor startup SoftBank Group (9984.T) yang kehilangan 3,35%, dan operator jaringan Uniqlo Fast Retailing (9983.T) yang merosot 2,5%.

Dari 225 komponen Nikkei, 214 melemah dan hanya 11 menguat.

Indeks Topix (.TOPX) kehilangan 1,81%, dengan sub-indeks saham pertumbuhan (.TOPXG) turun 2,05%, dibandingkan dengan penurunan 1,6% untuk value stocks (.TOPXV) Saham energi menjadi satu-satunya titik terang di antara sektor-sektor Nikkei, naik 0,73% setelah minyak mentah ditutup di atas $90 untuk pertama kalinya sejak Oktober lalu.

Perusahaan penyulingan minyak Inpex (1605.T) menjadi peraih persentase terbesar di Nikkei dengan lonjakan 1,3%.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper