Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kendaraan listrik milik Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) membukukan penurunan laba bersih sepanjang 2023 seiring dengan turunnya kinerja pendapatan perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk VKTR turun 89,06% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp5,42 miliar hingga 31 Desember 2023 dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp49,59 miliar.
Pada saat yang sama, penjualan VKTR juga mencatatkan penurunan 0,87% yoy menjadi Rp1,06 triliun, dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp1,07 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, penjualan VKTR ditopang oleh manufaktur yang berkontribusi sebesar Rp1,04 triliun, diikuti perdagangan atau trading sebesar Rp105,07 miliar. Penjualan itu dikurangi biaya eliminasi Rp89,83 miliar.
Seiring turunnya penjualan, beban pokok VKTR juga turun 3,41% yoy menjadi Rp848,47 miliar, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp878,46 miliar.
Meski begitu, laba bruto VKTR tercatat naik 10,76% yoy menjadi Rp213,39 miliar, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp192,66 miliar.
Baca Juga
Adapun, kas dan setara kas VKTR hingga akhir Desember 2023 sebesar Rp735,89 miliar atau melejit 938,01% yoy dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp70,89 miliar. Pasalnya, VKTR menerima tambahan modal disetor melalui penawaran umum perdana (IPO) saham sebesar Rp787,5 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset VKTR naik menjadi Rp1,66 triliun hingga 31 Desember 2023, dibandingkan akhir Desember 2022 sebesar Rp1,03 triliun.
Liabilitas perseroan turun menjadi Rp520,50 miliar dibandingkan akhir 2022 sebesar Rp758,02 miliar. Sedangkan ekuitas naik signifikan menjadi Rp1,66 triliun, dibandingkan akhir 2022 sebesar Rp274,88 miliar.
Sebagai informasi, sejauh ini VKTR telah menyuplai 52 bus listrik untuk armada TransJakarta, bekerja sama dengan produsen asal China, BYD. Setelah resmi listing di Bursa pada 19 Juni 2023 lalu, VKTR berfokus untuk menyelesaikan pabrik bus dan truk listrik di Magelang, Jawa Tengah.
"Seraya mempertahankan status kepemimpinan dalam elektrifikasi transportasi bus publik, kami juga sedang melakukan ekspansi bisnis ke truk tambang listrik," kata CEO VKTR, Gilarsi W. Setijono beberapa waktu lalu.
VKTR didirikan pertama kali dengan nama PT Bakrie Steel Industries pada 23 November 2007. Perseroan melakukan perubahan nama menjadi PT VKTR Teknologi Mobilitas pada 29 Maret 2022.
Kegiatan usaha VKTR saat ini adalah bergerak di bidang perdagangan besar mobil baru dan sepeda motor baru berupa Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
VKTR juga melakoni bisnis komponen suku cadang, aksesori mobil, dan industri karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih, kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, sepeda motor roda dua dan tiga serta industri pengecoran besi dan baja, industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor roda empat atau lebih.
VKTR memulai perjalanannya di sektor kendaraan listrik dalam menjual bus listrik pada 2018. Perseroan melakukan peluncuran produk bus listrik BYD di IMF/World Bank Conference sebagai langkah permulaan mengenalkan bus listrik di Indonesia.
Sampai saat ini, VKTR masih berfokus untuk melakukan penjualan business-to-business (B2B) dengan membawa bus listrik dari merek BYD, Switch Mobility dan JAC.