Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lika Liku Saham MKNT yang Harganya Terjun Tinggal Rp3 sejak Pandemi

Saham Mitra Telekomunikasi Nusantara (MKNT) pernah menyentuh ATH pada Rp340 per saham, lalu terjun sejak 2019 dan kini tinggal Rp3 per saham.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Mitra Telekomunikasi Nusantara Tbk. (MKNT) menjadi saham yang diperdagangkan dengan harga terendah saat ini, yaitu Rp3 per saham. Saham ini telah mengalami penurunan sejak 2019. 

Bisnis mencatat saham MKNT juga tercatat pernah menyentuh level all time high pada 2018 sebesar Rp340 per saham. Namun, saham ini terus mengalami penurunan sejak saat itu.

Saham MKNT telah turun ke level gocap sejak pertengahan tahun 2019. Pada Juni 2019, saham MKNT masih berada pada level Rp167 per saham, tepatnya pada 28 Juni 2019. 

Saham MKNT terus bergerak turun sejak saat itu. Pada September 2019, Saham MKNT akhirnya menyentuh level Rp50 per saham. Akan tetapi, saham MKNT sempat bergerak naik ke Rp53 per saham pada Oktober 2019, sebelum akhirnya tidur panjang di level Rp50 per saham hingga 9 Juni 2023. 

Tahun lalu, BEI tercatat menerapkan peraturan perdagangan efek bersifat ekuitas pada papan pemantauan khusus. Harga saham papan akselerasi dan pemantauan khusus bisa menjadi Rp1 per saham sejak saat itu. 

Setelah peraturan tersebut berlaku, saham MKNT terus melorot hingga mencapai titik terendahnya pada harga Rp2 per saham sejak 6 Oktober 2023.

Sejak menyentuh Rp2, saham MKNT naik sekali pada level Rp3 per saham pada 15 Desember 2023, lalu kemudian turun lagi ke level Rp2 per saham. Saham MKNT naik lagi pada perdagangan Jumat (19/1/2024) ke level Rp3 dan saat ini bergerak stagnan.

Hingga kuartal III/2023, MKNT mencatatkan penjualan sebesar Rp1,24 triliun, turun 21,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,58 triliun. 

Akan tetapi, MKNT mencatatkan rugi pada kuartal III/2023. Meski demikian, rugi ini susut 46,4% dari Rp14,8 miliar di kuartal III/2022, menjadi Rp7,94 miliar di kuartal III/2023. 

Dengan begitu, MKNT mencetak price earning ratio (PER) sebesar negatif 1,56 kali dengan price book value negatif 0,86 kali. MKNT menjadi salah satu saham dengan harga terendah di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini. Padahal, MKNT dahulu pernah menjadi distributor terbesar kedua pulsa Telkomsel.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper