Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Gas Alam Terganggu, Cek Rekomendasi Saham ELSA, RAJA, PGAS

Permintaan gas alam yang naik di tengah terganggunya pasokan menjadi sentimen positif untuk sejumlah emiten seperti PGAS, ESSA, ELSA.
Gas Metana di Iran/Caspian News
Gas Metana di Iran/Caspian News

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan gas alam yang naik di tengah terganggunya pasokan menjadi sentimen positif untuk sejumlah emiten seperti PGAS, ESSA, ELSA dan beberapa emiten gas lainnya.

Mengutip data Investing, Senin (15/1/2024) pukul 16.20 WIB, harga gas alam kontrak Februari terpantau anjlok hingga 5,13% ke posisi US$3,14 per mmbtu. Sepanjang perdagangan hari ini, harga gas sempat naik hingga US$3,18 per mmbtu. Padahal pada perdagangan pekan lalu, harga gas sempat melambung hingga 7% ke level US$3,31 per mmbtu. 

Community Lead IPOT Angga Septianus mengatakan kenaikan 7% pada pekan lalu merupakan akibat dari permintaan natural gas yang naik tetapi pasokan justru bermasalah. Hal tersebut disebabkan oleh adanya gangguan beberapa pabrik gas. 

"Karena demandnya tinggi, tapi supply sedikit maka emiten-emiten natural gas wajib dipantau. Emiten-emiten gas diperkirakan akan melaju lebih kencang," kata Angga dalam riset mingguan, dikutip Senin (15/1/2024).

 

Untuk saham gas, Angga merekomendasikan 2 emiten untuk trading pada minggu ini hingga 19 Januari 2024 mendatang, yakni Buy ELSA dengan support Rp400 dan resistance di Rp434 dan Buy ESSA dengan support Rp570 dan resistance di Rp660. 

Sementara itu, pada penutupan perdagangan hari ini sejumlah saham emiten gas terpantau parkir beragam cenderung melemah. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham yang terpantau parkir di zona merah adalah ESSA, ENRG, MEDC, dan APEX. Sementara saham yang mampu bertahan di zona hijau adalah RAJA dan PGAS. 

Saham PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA) terpantau parkir di level Rp560 per saham. Posisi ini turun 2,48% atau 15 poin dibandingkan dengan perdagangan kemarin. Sepanjang perdagangan saham ESSA bergerak di level Rp590 hingga Rp620 per saham. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp10,16 triliun, ESSA telah menguat 11,32% secara year to date. 

Selanjutnya saham PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) yang melemah 1,62% atau 4 poin ke level Rp242 per saham. Sepanjang perdagangan saham ENRG bergerak di level Rp242-Rp256 per saham. Secara year to date, saham ENRG naik 10% dan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp6,01 triliun. 

Kemudian saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) yang melemah sebesar 1,57% atau 20 poin ke level Rp1.250 pada perdagangan hari ini. MEDC sempat bergerak di level tertingginya hari ini di posisi Rp1.295 setelah dibuka di posisi Rp1.270 per saham. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp31,42 triliun dengan kenaikan sebesar 8,23% secara year to date

Kemudian saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) dan PT Elnusa Tbk. (ELSA) yang masing-masing melemah sebesar 1,02% dan 0,49%. 

APEX bergerak di rentang Rp191-Rp202 per saham setelah di buka di level Rp197. Adapun kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp549,02 miliar. Sementara itu, ELSA bergerak di rentang Rp408 hingga Rp418 per saham. Kapitalisasi pasar ELSA berada di level Rp2,99 triliun. 

Sementara itu, saham yang berhasil bertahan di zona nyaman adalah PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA). Emiten terafiliasi Happy Hapsoro tersebut naik 5,02% ke level Rp1.360 per saham. Sepanjang perdagangan saham RAJA bergerak di level Rp1.285 hingga Rp1.380 per saham. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp5,75 triliun. 

Kemudian saham emiten pelat merah PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) yang naik 1,32% ke posisi Rp1.155 per saham. Saham PGAS bergerak di level Rp1.145 hingga Rp1.160 per saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp28 triliun. Sepanjang year to date, PGAS telah naik tipis sebesar 2,21%. 

-----------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper