Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) menyampaikan proyeksi bisnis terbaru tahun 2024 usai pengumuman merger dua lini usaha. Adapun, aksi merger tersebut bertujuan untuk mendapatkan akses pembiayaan yang lebih baik di masa mendatang.
Diberitakan sebelumnya, perusahaan Malaysia Capital A Bhd, induk maskapai penerbangan AirAsia akan menggabungkan divisi bisnis penerbangan hemat biaya (budget carrier) dengan afiliasi penerbangan jarak jauh (long-haul) dalam rangka menyederhanakan operasional perusahaan.
Rinciannya, Capital A Bhd mengadakan penawaran tidak mengikat untuk menjual unit maskapai penerbangannya di Malaysia dan AirAsia Aviation Group Ltd. — yang terdiri dari anak perusahaannya di Thailand, Indonesia, Filipina, dan Kamboja - kepada AirAsia X Bhd.
Manajemen AirAsia mengatakan, dalam proyeksi pada tahun 2024, AirAsia akan lebih berfokus kepada pemulihan penuh untuk keseluruhan armada pesawat milik perseroan. Nantinya, seluruh maskapai AirAsia akan berdiri di bawah satu perusahaan, yakni AirAsia Aviation Group.
"AirAsia juga berharap untuk dapat mengaktifkan kembali 191 pesawat pada akhir kuartal I/2024, dengan 166 di antaranya sudah kembali beroperasi sebelumnya," tulis manajemen AirAsia dalam keterangan yang diterima Bisnis dikutip Selasa, (9/1/2024).
Sebagaimana diketahui, industri penerbangan tengah menjalani fase pemulihan setelah dihantam pandemi Covid-19 beberapa tahun ke belakang. Namun, AirAsia optimistis dapat menunjukkan pemulihan yang kuat.
Baca Juga
"AirAsia memperkirakan kapasitasnya akan pulih hingga 83% pada akhir kuartal pertama 2024 dari sebelum pandemi dan akan terus bertumbuh di masa depan," katanya.
Pemulihan itu juga tecermin dari PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) yang telah mengangkut sebanyak 391.000 penumpang selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024, dari tanggal 19 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024, dengan total sebanyak 2.500 penerbangan, baik untuk rute domestik maupun internasional.
Beberapa rute penerbangan domestik favorit penumpang yakni Bali dan Danau Toba, sementara destinasi internasional yang menjadi unggulan adalah Kuala Lumpur, Singapura, dan Bangkok. Tingkat keterisian mencapai 86%, yang didukung oleh sekitar 120 penerbangan tambahan untuk memenuhi permintaan tinggi.
Setelah pengumuman merger dua lini usaha AirAsia Group, saham PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) terpantau naik 0,81% ke Rp124 per saham pada Senin, (8/1/2024), setelah mengalami pelemahan pada pekan pertama 2024.
Adapun, sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan, AirAsia juga mengumumkan dua bos baru, yaitu Chester Voo sebagai Deputy Group Chief Executive Officer (Airline Operations) dan Farouk Kamal sebagai Deputy Group Chief Executive Officer (Corporate) yang memegang peranan penting untuk mempersiapkan grup maskapai ke depan.
Nantinya, Chester Voo akan memimpin kegiatan operasional maskapai yang berfokus pada optimalisasi dan peningkatan efisiensi di seluruh fungsi utama maskapai, serta mengidentifikasi dan mengurangi potensi risiko dalam meningkatkan kinerja keseluruhan maskapai.
Sementara Farouk akan bertanggung jawab atas fungsi-fungsi perusahaan yang melibatkan keuangan, keuangan perusahaan, penyewaan pesawat, hubungan investor, dan strategi. Dia juga akan memberikan pengawasan terhadap audit internal dan manajemen risiko untuk grup penerbangan.