Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global pada 2024 berpotensi terus menguat karena rencana penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) akan memengaruhi kekuatan dolar AS dan risiko dalam politik global.
Menurut Tim analis DCFX harga emas akan terus meningkat pada tahun 2024 mencapai sekitar US$2.100 per ons. Pasalnya dolar AS yang cenderung menurun lebih lama 2024 akan mendorong para trader mengalihkan modalnya ke emas.
“Hal ini pengaruh dari ketahanan suku bunga yang cukup lama, dengan demikian investor akan cenderung memilih emas karena ketidak pastian terhadap perekonomian cenderung menjadi safe haven dan menjadi sorotan pada 2024,” tulis tim riset, Selasa (26/12/2023).
Oleh sebab itu, DCFX memprediksi bahwa emas akan diperdagangkan lebih tinggi dari konsensus pasar dalam waktu dekat karena statusnya sebagai aset safe haven. Adapun faktor lain adalah meningkatnya ketidakpastian, termasuk tekanan perbankan dan pendanaan, serta meningkatnya kemungkinan terjadinya resesi di AS pada tahun depan.
Tim riset memprediksi harga emas akan menunjukkan kenaikan yang signifikan. Nilai dolar AS yang cenderung menurun sebagai akibat dari gagal bayar dan pengaruh untuk membayar obligasi.
Dengan demikian akan mendorong investor untuk meninggalkan dolar AS dan beralih ke aset seperti emas. Penurunan yang dialami Dolar AS ini diprediksi akan berlangsung lama di tahun 2024.
Baca Juga
“Tahun depan pun The Fed juga berencana untuk menahan suku bunga yang cenderung lebih lama sehingga tidak menutup kemungkinan prediksi 2024 akan kecenderungan mengalami penurunan terhadap Dolar AS dan kenaikan terhadap emas,” tulis tim.
Harga emas naik pada penutupan perdagangan Kamis (21/12/2023) waktu setempat, karena melemahnya dolar setelah data ekonomi AS memicu ekspektasi Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada Maret tahun depan.
Harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi US$2,043.79 per troy ons, mengincar sesi terbaiknya dalam enam sesi. Sementara emas berjangka AS ditutup 0,2% lebih tinggi di posisi US$2,051.30 per troy ons.
Data menunjukkan produk domestik bruto (PDB) AS meningkat sebesar 4,9% secara tahunan pada kuartal terakhir, direvisi turun dari angka yang dilaporkan sebelumnya sebesar 5,2%, sementara klaim pengangguran mingguan sedikit meningkat.
"Data PDB sedikit lemah dan harga emas naik. Pasar menginginkan poros Fed yang sedang berkembang," kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York sebagaimana dikutip Reuters.
Pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga Fed pada bulan Maret sebesar 83%, dibandingkan dengan 79% sebelum data tersebut dirilis, menurut alat CME FedWatch.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Dolar AS turun 0,5% dan imbal hasil Treasury 10-tahun mendekati level terendah dalam lima bulan.
Sikap The Fed yang dovish telah menyebabkan pasar memperkirakan beberapa kali penurunan suku bunga pada tahun 2024. Namun, beberapa pejabat The Fed telah menentang penurunan suku bunga dalam waktu dekat.