Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Sebut 26 Calon Emiten Sesaki Pipa IPO, OJK Dorong Fintech Go Public

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 26 perusahaan yang kini tengah berada dalam pipa pencatatan saham alias pipeline IPO.
Pandu Gumilar, Rizqi Rajendra
Pandu Gumilar & Rizqi Rajendra - Bisnis.com
Sabtu, 25 November 2023 | 06:32
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 26 perusahaan yang kini tengah berada dalam pipa pencatatan saham alias pipeline IPO.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan terdapat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Menurutnya rata-rata saham yang akan melantai memiliki aset berskala menengah.

Hal itu merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017. Nyoman menyebutkan 1 calon emiten memiliki aset skala kecil dengan nilai di bawah Rp50 miliar. Lalu 15 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar.

Lalu 10 perusahaan dengan aset berskala besar karena memiliki nilai di atas Rp250 miliar. Sampai dengan 24 November 2023 telah tercatat 77 Perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp53,84 Triliun.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan akan mendorong perusahaan pinjol atau financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham sebagai salah satu opsi pendanaan.

Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Edi Setijawan mengatakan sejauh ini sebagian besar sumber pendanaan perusahaan fintech masih berasal dari investor korporasi, sehingga OJK mendorong fintech untuk meraih pendanaan dari investor ritel.

“Tentunya kalau kita lihat investornya fintech itu banyaknya masih korporasi langsung ya, investornya masih dari korporasi. Tentu kalau mereka masuk ke pasar modal lebih bagus lagi," ujar Edi saat ditemui di sela-sela acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2024 pada Kamis, (23/11/2023).

Perlu diketahui, mengacu POJK Nomor 10 Tahun 2022 perusahaan fintech wajib memiliki ekuitas atau modal minimum sebesar Rp2,5 miliar pada 2023. Aturan modal minimum itu pun naik secara bertahap menjadi sebesar Rp7,5 miliar pada 2024, dan meningkat menjadi Rp12,5 miliar pada 2025.

Namun di sisi lain, berdasarkan data per 31 Agustus 2023, dari 101 penyelenggara fintech P2P lending, masih ada 27 yang belum memenuhi ketentuan pemenuhan ekuitas minimum sebesar Rp2,5 miliar.

"Kita kan sudah mencanangkan modal minimumnya di tahun ini itu kan Rp2,5 miliar ya, tahun depan sudah Rp7,5 miliar. Jadi itu yang harus dipenuhi oleh para pemilik P2P lending ini," kata dia.

 

Berikut ini adalah saham yang berada di pipeline IPO BEI:

• 3 Perusahaan dari sektor Basic Materials;

• 6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;

• 4 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;

• 2 Perusahaan dari sektor Energy;

• 0 Perusahaan dari sektor Financials;

• 1 Perusahaan dari sektor Healthcare;

• 4 Perusahaan dari sektor Industrials;

• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures;

• 0 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate;

• 2 Perusahaan dari sektor Technology;

• 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper