Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penghimpunan dana dari aksi korporasi penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) atau obligasi serta right issue telah mencapai Rp126,4 triliun hingga akhir September 2023.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa terdapat 79 emisi yang diterbitkan dari 51 penerbit EBUS hingga 29 September 2023. Aksi korporasi tersebut telah menghimpun dana sebesar Rp89,1 triliun.
Adapun, otoritas Bursa mencatat adanya 19 emisi dari 14 penerbit EBUS yang hingga akhir September 2023 berada dalam dalam pipeline penerbitan obligasi.
Dari total tersebut, sebagian besarnya merupakan perusahaan dari sektor basic materials dan finansial, dengan masing-masing tiga penerbit EBUS.
Selanjutnya ada dua perusahaan dari sektor energi, dua perusahaan dari sektor industri, dua perusahaan dari sektor properti dan real estate, serta sektor konsumer non siklikal dan sektor infrasktruktur dengan masing-masing satu perusahaan.
"Sementara itu, dari aksi right issue, sejauh ini BEI mencatat 26 perusahaan yang telah menerbitkan saham baru dengan total dana himpunan yang mencapai Rp37,3 triliun," jelasnya dalam keterangan resmi.
Baca Juga
Adapun hingga akhir bulan kemarin, BEI mencatat 24 perusahaan yang akan menggelar perhelatan right issue dalam waktu dekat.
Nyoman menyampaikan bahwa sektor konsumer siklikal mendominasi dengan total 8 perusahaan yang akan segera melakukan right issue. Kemudian disusul oleh sektor finansial dengan 5 perusahaan.
Lalu ada empat perusahaan dari sektor konsumen non siklikal, empat perusahaan dari sektor energi, dan masing-masing satu perusahaan yang berasal dari sektor transportasi dan logistik, sektor basic materials, serta sektor infrastruktur.
Di sisi lain, BEI pun menilai bahwa tren penawaran umum (initial public offering/IPO) saham perusahaan masih bergairah dan berpotensi menembus rekor tertinggi pada 2023.
Berdasarkan data BEI, terdapat 28 calon emiten yang mengantre untuk melakukan IPO hingga penghujung tahun ini. Sembilan di antaranya bahkan diklasifikasikan sebagai calon emiten dengan aset jumbo, yaitu di atas Rp250 miliar.
Selanjutnya, terdapat 17 perusahaan yang memiliki aset skala menengah di antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, dan dua perusahaannya lainnya merupakan calon emiten dengan aset kecil atau di bawah Rp50 miliar.
Jika seluruh perusahaan tersebut berhasil menggelar IPO tahun ini, maka pencatatan emiten baru pada 2023 akan mencapai 94 perusahaan dan menjadi yang tertinggi dalam sejarah.
Sementara itu, ditinjau berdasarkan sektornya, perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals mendominasi dengan total lima perusahaan. Disusul perusahaan dari sektor basic materials, energi, dan teknologi masing-masing sebanyak empat perusahaan.
Kemudian ada sektor consumer cyclicals dan infrastruktur masing-masing sebanyak tiga perusahaan, lalu diikuti dengan sektor industrial sebanyak dua perusahaan.