Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Cinema XXI (CNMA) Dimulai, Buka Peluang Dividen 35 Persen

Pengelola jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA), membuka peluang memberikan dividen kepada pemegang saham setelah IPO.
Pengelola jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA), membuka peluang memberikan dividen kepada pemegang saham setelah IPO.
Pengelola jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA), membuka peluang memberikan dividen kepada pemegang saham setelah IPO.

Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA), membuka peluang memberikan dividen kepada pemegang saham setelah melaksanakan IPO dan tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Cinema XXI dalam prospektusnya menuliskan rekomendasi terkait penetapan jumlah, dan pembagian dividen akan diusulkan oleh Direksi dan disetujui oleh para pemegang saham berdasarkan pertimbangan mereka dan akan bergantung pada sejumlah faktor termasuk namun tidak terbatas pada pendapatan, arus kas, liabilitas, kondisi keuangan, rencana investas, dan peluang pertumbuhan Cinema XXI.

"Berdasarkan faktor-faktor tersebut, CNMA menargetkan pembagian dividen minimal 35 persen dari laba bersih," papar manajemen.

Kebijakan dividen ini mulai berlaku untuk laba bersih CNMA setelah pajak untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 yang akan dibagikan pada tahun 2024.

Namun demikian, tidak ada jaminan bahwa Cinema XXI akan mengumumkan dan mendistribusikan dividen. Direksi memiliki wewenang untuk menyesuaikan kebijakan dividen secara seimbang sehingga perseroan dapat terus bertumbuh.

Perseroan tidak membagikan dividen pada tahun 2020 dan 2021. Pada tahun 2022 dan periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2023, pemegang saham Cinema XXI menyetujui pembagian dividen tunai masing-masing sebesar Rp1,7 triliun dan Rp600 miliar kepada para pemegang saham yang memiliki hak untuk menerima dividen.

Pada 2022, pendapatan Cinema XXI mencapai Rp4,40 triliun, naik dari Rp1,28 triliun pada 2021, Rp1,21 triliun pada 2020, tetapi masih di bawah 2019 senilai Rp6,89 triliun.

Dari sisi laba, Cinema XXI mencatatkan Rp504,53 miliar pada 2022, berbalik dari rugi Rp365,80 miliar pada 2021, dan rugi Rp578,87 miliar pada 2020. Pada 2019, laba perseroan mencapai Rp1,27 triliun.

Cinema XXI dengan kode saham CNMA akan melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) mulai hari ini, Senin (10/7/2023). Harga penawaran awal dibanderol Rp270-Rp288 per saham.

Cinema XXI melaporkan rencana IPO dengan melepas sebanyak-banyaknya 8.335.000.000 (8,33 miliar) saham dengan nilai nominal Rp8. Jumlah saham itu setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Cinema XXI menetapkan rentang harga penawaran awal Rp270-Rp288 per saham. Oleh karena itu, dalam IPO Cinema XXI berpotensi meraih dana Rp2,25 triliun-Rp2,40 triliun setelah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Jadwal IPO Cinema XXI

  • Masa penawaran awal : 10-14 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal efektif : 25 Juli 2023
  • Perkiraan masa penawaran umum saham perdana : 27 Juli-31 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal penjatahan : 31 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik : 1 Agustus 2023
  • Perkiraan tanggal pencatatan di BEI : 2 Agustus 2023

Cinema XXI dalam melakukan IPO juga akan melaksanakan program saham untuk karyawan (ESA) sejumlah 0,13 persen saham atau setara 11.112.000 (11,11 juta) saham.

Di samping IPO, Cinema XXI juga akan melaksanakan private placement 10 persen saham kepada beberapa investor strategis. Pelepasan saham dilakukan oleh PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) sebanyak 8 persen, dan PT Adi Pratama Nusantara (APN) sejumlah 2 persen.

Penjamin pelaksana emisi efek ialah PT Indo Premier Sekuritas, PT J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia. Penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

Susunan pemegang saham Cinema XXI sebelum aksi IPO ialah HJB 71,99 persen, APN 18 persen, dan Salween Investment Private Limited (SIP) 0,01 persen. Setelah IPO, ESA, dan private placement, susunan pemegang saham menjadi HJB 63,99 persen, APN 16 persen, SIP 0,01 persen, ESA 0,01 persen, dan masyarakat 19,99 persen.

Namun demikian, ada call option agreement antara HJB dan APN dengan SIP untuk mengambil saham Cinema XXI. Jika opsi ini terjadi maka susunan pemegang saham Cinema XXI nantinya menjadi HJB 45,99 persen, APN 11,5 persen, SIP 22,51 persen, ESA 0,01 persen, dan masyarakat 19,99 persen.

IPO Cinema XXI (CNMA) Dimulai, Buka Peluang Dividen 35 Persen
  

  

Cinema XXI juga menyampaikan rencana penggunaan dana IPO. Sekitar 65 persen akan digunakan untuk ekspansi jaringan bioskop Cinema XXI, melalui pengembangan bioskop dan/atau teater baru untuk menambah jumlah layar. Cinema XXI juga akan membeli proyeksi gambar dan suara dengan teknologi baru yang diperlukan untuk pembangunan tersebut.

Selanjutnya, sekitar 20 persen dana IPO untuk pembayaran lebih awal utang ke Bank BRI (BBRI) senilai Rp1,39 triliun. Setelah pembayaran, saldo kewajiban perseroan menjadi Rp917,10 miliar.

Sisanya 15 persen dana IPO untuk modal kerja, termasuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI.

Cinema XXI di bawah PT Nusantara Sejahtera Raya, merupakan perusahaan bioskop terbesar di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1987. Dengan pengalaman lebih dari 35 tahun di industri hiburan, Cinema XXI berkomitmen untuk senantiasa memberikan pengalaman dan kenyamanan menonton terbaik untuk masyarakat Indonesia.

Sampai dengan Maret 2023, Cinema XXI telah menghadirkan 1.235 layar di 230 lokasi bioskop yang tersebar di 71 kota di seluruh Indonesia, dan akan terus berkembang untuk mencapai target 2.000 layar dalam 5 tahun ke depan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper